Oleh : Puji Rahayu
Mediaoposisi.com-Di Indonesia perkembangan kendaraan semakin pesat. Setiap keluarga tidak hanya mempunyai satu kendaraan. Di kota-kota besar banyak terjadi kemacetan, ini disebabkan perkembangan jumlah kendaraan tidak seimbang dengan perkembangan infrastruktur jalan raya.
Maka terobosan yang ditempuh salah satunya adalah pembangunan jalan tol untuk mengurangi kemacetan dan mempercepat waktu tempuh perjalanan dari suatu daerah.
Alhamdulillah sekarang sudah semakin banyak jalan tol dibangun. Ironinya ini dijadikan alat kampanye dalam pemilihan presiden 2019.
Menurut Hendra yang hadir sebagai ketua Dewan Pimpinan Cabang PDIP kota Semarang mengatakan keberadaan jalan tol yang sudah menyambungnya dari Jakarta sampai Surabaya itu karena kerja keras Joko widodo selama empat tahun terakhir.
Saat menghadiri silaturahmi Joko widodo dengan Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah (PPJT di Semarang Tower Squer, Semarang, Sabtu (2/2) Pastikan di keluarga Panjenengan pilih no 01 Pak Jokowi-Ma'ruf Amin. Yang punya pekerja-pekerja arahkan pilih 01 Pak Jokowi - Ma'ruf Amin. Kalau punya pacar pilih 01, ujarnya.
Seperti diungkapkan sekretaris PDW Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Tengah Umar Hasyim di Solo, Jawa Tengah, minggu (3/2) menyatakan Pernyataan Wali Kota Semarang Prihadi yang meminta masyarakat mengunakan jalan tol jika tidak mendukung Joko widodo- Ma'ruf Amin adalah lucu berlebihan.
Jalan tol sudah digagas sejak era Gubernur Jawa Tengah, Mardiyanto dilanjutkan para penggantinya sampai sekarang. Perkembangan jalan tol tidak hanya digagas oleh eksekutif tetapi juga dengan pertimbangan legislatif .
Jalan Tol bukanlah jalan raya umum yang siapa saja boleh melewatinya melainkan jalan raya yang harus berbayar dan dikelola oleh swasta bukan pemerintah oleh dinas Perhubungan. Tarif jalan Tol dari hari ke hari semakin naik sehingga jalan tol tak lagi jadi pilihan terutama para Pengusaha Logistik.
Dalam m.detik.com (minggu,3 Februari 2019) Pengusaha logistik membenarkan bahwa alasan para sopir truk untuk mengalihkan lajunya kembali ke Pantura daripada Tol Trans Jawa karena tarif yang mahal. Tarif dinilai terlalu tinggi bagi para pengemudi truk.
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldi Ilham Masita telah meminta PT. Jasa Marga untuk menurunkan tarif Tol Trans Jawa. Kalau truk itu totalnya sampai Rp 1,5 juta rupiah itu ke Surabaya, Kalau truknya semakin besar lagi bisa sampai 2 juta, mahal bener kata Zaldy(28/01)
Seharusnya sudah menjadi tugas negara menyediakan infrastruktur layanan publik untuk memudahkan akses transportasi dalam mengangkut produksi maupun penumpang, gratis tanpa bayar.
Hal ini akan mendorong harga kebutuhan pangan dan tarif ongkos untuk pergi kemana-mana. Dimungkinkan bila transportasi umum bisa disediakan mudah dan murah masyarakat akan beralih menggunakannya daripada mengunakan kendaraan pribadi sehingga mengurangi padatnya arus lalu lintas.
Kepala negara sebagai pelayan umat bukan semata-mata individu yang dipilih untuk menjalankan fungsi sebagai kepala negara yang memang seharusnya ia lakukan. [MO|ge]