Oleh: Retno Sri Ningrum
Mediaoposisi.com-AlQuran merupakan kalamullah yang menjadi rujukan umat manusia dalam menghadapi problema ika kehidupan. Semua solusi masalah manusia ada dalam Al Quran yang mencakup politik, ekonomi, sosial, budaya dan muamalat.
Sebagai seorang muslim tentu kita di dorong untuk mampu membaca AlQuran dan mengamalkan dalam kehidupan. Rasulullah Saw bersabda : Bacalah Al Quran karena sungguh pada hari kiamat akan menjadi syafaat bagi para pembacanya ( HR. Muslim).
Akhir - akhir ini gagasan yang di lontarkan oleh Dewan Pimpinan Ikatan Dai Aceh, Tgk Marsyuddin Ishak di Banda Aceh untuk mengundang Calon Presiden dan Wakil Presiden 2019 untuk mengikuti Uji kemampuan membaca AlQuran, surah Al fatihah dan surah pendek. Beliau mengatakan tujuannya untuk mengetahui sejauh mana kualitas calon Presiden dan Wakil Presiden 2019. Di kutip Antara , sabtu 29 desember 2018.
Tanggapan bermunculan tentang tes Uji baca al Quran, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jodoh Widodo-Maruf amin, Harjriyanto Thohari mengatakan usulan tes uji baca Al Quran bagi Capres dan Cawapres menurutnya syarat dari KPU(Komisi Pemilihan Umum) sudah cukup dan tidak usah di tambah lagi.
Hal senada juga diungkapkan oleh BPN( Badan Pemenangan Nasional) Probolinggo Subisnto-Sandiago Uno untuk tes baca Al Quran tidak perlu di lakukan. Yang paling penting adalah pengamalan nilai kitab suci dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Tapi yang sangat penting adalah pemahaman terhadap isinya dan bagaimana mengamalkannya secara demokratis dan konstitusional di NKRI berdasarkan pada UUD dan Pancasila". Kata Ketua debat BPN Prabowo Subianto-SandiagoUno, Sodik Mudjahid saat di konfirmasi oleh okezone, minggu 30 Desember 2018.
Dari tanggapan masing-masing Capres terlihat kurang antusias untuk mengikuti gagasan Dai tersebut. Sistem Demokrasi menjadikan Penguasa selalu berupaya maksimal mengambil hati rakyat agar mendapat nilai baik di mata Umat. Sebagai Negara yang penduduknya mayoritas muslim, seorang Pemimpin di Indonesia terlalu minimalis bila hanya tes baca Al Quran, karena mereka nantinya yang akan mengarahkan rakyatnya untuk selalu tunduk pada perintah Allah SWT.
Umat Butuh Pemimpin yang mampu mengontrol rakyat nya atas kelalaian terhadap hukum syara' yang di lakukan rakyat nya karena Pemimpin ikut menanggung dosa mereka. Tanggung jawab yang di pikul Pemimpin sungguh berat seperti menjamin kesejahteraan hidup rakyat, mengatasi permasalahan sosial, mengontrol akidah rakyat dan beramal ma'ruf nahi mungkar.
Sungguh, Pemimpin di masa sekarang bila mengetahui resiko yang harus di ambil untuk menjadi Pemimpin tentu akan membawa nya menjadi pribadi yang sangat takut kepada Allah SWT.mDengan penerapan Islam kaffah dan Pemimpin yang adil maka rakyat akan di riayah dengan baik bukan Pemimpin yang berpihak kepada partai pengusungnya.Kita patut merenungkan penguasa ruwaibidhah yang di kabarkan Rasulullah .
Rasulullah Saw bersabda "Akan datang kepada manusia tahun - tahun yang penuh dengan penipuan.
Ketika itu pendusta di benarkan sedangkan orang yang jujur malah di dustakan, penghinaan di percaya sedangkan orang yang amanah justru di anggap penghinaan. Pada saat itu ruwaibidhah berbicara ". Ada yang bertanya, Apa yang di maksud ruwaibidhah?". Beliau menjawab, orang yang bodoh bicara urusan masyarakat luas. "(HR. Ibnu Majah).[MO/dr]