Oleh : Dede Ummu Lulu
Ibu Rumah Tangga
Mediaoposisi.com-Kebijakan yang tidak asing lagi masyarakat indonesia yang menjadi peserta BPJS kesehatan akan terpaksa menanggung hutang dan bahkan akan diberi sanksi bagi peserta yang menunggak iuran tiap bulan.
Sanksi bagi peserta yang tidak mentaati peraturan akan dipersulit untuk bisa memperpanjang SIM, STNK, hingga PASPOR.
Berdasarkan data dari kementrian keuangan pada akhir oktober 2018 defisit BPJS kesehatan mencapai hingga 7,95 triliun.
Inilah kebobrokan rezim pemerintah yang telah menerapkan sistem kapitalis –sekulerisme. Ketika hutang yg diperoleh dengan cara riba, dibebankan kepada rakyat yang seharusnya rakyat dijamin sepenuhnya oleh negara. Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah untuk membebani rakyat hingga rakyat tak bisa berkutik.
Inilah pelayananKomersialisasi kesehatan. Hal ini sejalan dengan konsep WTO berkenaan dengan dimasukkannya layanan kesehatan sebagai salah satu layanan dasar yang termaktub dalam kesepakatan perdagangan.
Hasilnya, buah pahit harga pelayanan kesehatan yang terus melangit. Karena itu, tidak heran bila sering diberitakan oleh media massa banyaknya pasien miskin yang terlambat diberikan bantuan medis. Bahkan tidak sedikit pasien yang sampai meregang nyawa, namun pelayanan kesehatan yang dibutuhkan tak kunjung didapatkan.
Sementara itu, sesungguhnya umat Islam memiliki kekayaan pemikiran cemerlang tentang jaminan kesehatan. Diantaranya adalah :
1. Kesehatan/pelayanan kesehatan adalah pelayanan dasar publik yang bersifat sosial, yang tidak boleh dikomersialisasi. Rasulullah saw. menegaskan, ”Siapa saja yang ketika memasuki pagi hari mendapati keadaan aman kelompoknya, sehat badannya, memiliki bahan makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dunia telah menjadi miliknya”. (HR Bukhari)
2. Negara telah diamanahkan Allah SWT sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan setiap individu masyarakat.
Konsep tersebut telah diterapkan selama berabad-abad sejak masa Rasulullah saw. sampai Kekhilafahan Utsmani dengan hasil gemilang. Lalu, masihkah kita mempertahankan sistem kapitalisme buatan akal manusia yang menyengsarakan, sementara Allah telah menurunkan sistem yang menyejahterakan? Tentu, akal sehat akan memilih Islam. Karena hanya Islam yang menjadi jawaban sempurna atas segala kekacauan yang ditimbulkan manusia.
Maka dari itu untuk menuntaskan semua permasalahan diatas tidak lain dan tidak bukan hanya hukum isalamlah yang bisa memberikan solusi dengan menerapkan sistem islam secara kaffah yang ditegakkan oleh suatu institusi yaitu Khilafah Rasyidah.[MO/ge]