Oleh : Aldzikratul Rachma, A.Md
(Aktivis Akademi Menulis Kreatif)
Mediaoposisi.com- Pembakaran bendera yang bertuliskan kalimat tauhid, telah mengobarkan amarah kaum muslimin. Sehingga kaum Muslimin telah melakukan aksi bela Tauhid di berbagai daerah yang dilanjutkan dalam aksi bersama Bela Tauhid 211 di Jakarta. Hal ini tentunnya membuat panik bagi mereka yang membenci kebangkitan Islam. Sebab satu bendera tauhid yang merupakan panji Rasulullah yang di bakar oleh anggota Banser, namun ribuan bendera alliwa wa Arraya telah berkibar.
Tentunya dalam hal ini pemerintah semakin panik. Mereka takut jika hal ini akan merubah ideologi Kapitalis dengan ideologi Islam. Terlebih saat bendera yang tengah berkibar di Kantor DPRD Poso pada saat aksi damai bela Tauhid, membuat mereka gerah. Sehingga wiranto bertutur untuk pergi saja dari Indonesia bagi mereka yang anti pancasila. Kata wiranto hal itu sudah menduakan merah-putih dan Pancasila.
"Ya enggak boleh. Itu kan sudah menduakan merah putih. Menduakan Pancasila," kata Wiranto usai memberikan sambutan dalam Sosialisasi Inpres Nomor 7 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Bela Negara di Hotel Utami, Surabaya, Senin (29/10). Dilansir oleh CNN.
Jadi ketika Wiranto beranggapan bahwa mengibarkan bedera Tauhid Alliwa wa Arraya merupakan tindakan menduakan Pancasila dan merah-putih, lalu bagimana dengan yang telah membakar bendera Alliwa wa Arraya yang merupakan panji Rasulullah? Bukankah berarti mereka telah berkhianat kepada Allah dan RasulNya? Bukankah berarti mereka telah menduakan Allah? Kejam mana antara keduannya?
Indonesia kan negara Muslim terbesar, jadi apa yang salah jika Ummat menginginkan kita kembali pada ideologi Islam? Apa yang salah jika kita berhukum dengan hukum Allah? Apa yang salah jika kita kibarkan bendera Tauhid? Apakah cinta terhadap Pancasila NKRI lebih besar dari pada cinta terhadap Allah dan RasulNya? Lagian para pejuang sebelumnya juga dengan mengagungkan nama Allah ketika mengusir penjajah.
Dan menurut saya, jika memang mencintai negara kita ini, seharusnya kita menjaganya dari jajahan. Buktinya, Sumber Daya Alam kita diberikan terhdap Asing dan Aseng. Sehingga banyak rakyat yang menderita, pemuda desa banyak yang tak kerja, anak-anak banyak yang kurus, dan dsb. Apakah itu yang dinamakan cinta terhadap NKRI? Itu kah yang dinamakan cinta kepada Pancasila?
Wiranto juga berkata, yang mengibarkan bendera Tauhid agar mencari saja tempat yang bisa toleransi.
"Kalau mau kibarkan lagi ya silahkan sana cari tempat lain yang bisa menoleransi. Orang yang tidak setuju dengan ideologi Pancasila ya jangan merusak, pergi saja dari Indonesia bikin saja tempat lain sana yang sesuai dengan ideologinya," ujar Wiranto.
Kalau begitu Ummat juga boleh berkata, kalau anda-anda sekalian tidak setuju dengan Ideologi Islam, yah jangan mengecam kami yang menginginkan kehidupan lebih sejahterah, jangna persekusi kami, jangan merusak, pergi saja dari Bumi ini atau cari tempat yang bisa toleransi dengan ideologi Pancasila.
Sepertinya mereka yang anti dengan Ideologi Islam, mereka lupa kalau Bumi ini milik Allah. Mau kemana pun perginya yah hukum Allah wajib diteggakan, dalam arti kembali pada Ideologi Islam.
Selain itu ketika melihat fakta yang ada, apakah Ideologi Pancasila bisa mengatasi problematika ummat saat ini? dari segi makna Pancasila itu sendiri yang pertama, “Ketuhanan yang maha Esa” Esa berarti satu, yang artinya kita harus menuhankan Tuhan yang satu dan kita harus menggunakan hukum dari Tuhan yang maha Esa, namun di Indonesia bukankah telah banyak Tuhan? Bahkan dalam Islam saja terlalu banyak menganut paham-paham yang terbagi hingga 73 golongan.
Semua itu disebabkan oleh negara yang tidak menuhankan Allah sebagai Tuhan yang Esa. Sehingga ummat terpecah belah. Muslim terbesar namun tersudutkan oleh negara sendiri.
Kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab” terlebih ini, jika berbicara tentang keadilan, sama sekali tak ada keadilan di negeri ini, hukum berat sebelah. Orang berduit bisa bebas dari hukum yang berlaku, contohnya saja seoarang nenek yang mencuri karena kelaparan, di beri hukuman penjara dan bahkan sampai babak belur.
Namun korupsi uang negara diberi kebebasan menikmati kehidupan, kalaupun di pidanakan, tempat mereka terfasilitasi. Tidak hanya itu, Islam juga di pojokkan. Jika terjadi pemboman, pembakaran gereja, yang dituduhkan itu agama Islam di katakan teroris dan bahkan sampai dihukum mati. Namun bagaimana dengan pembakar Masjid?
Mereka justru di jamu di Istana negara, apakah itu dikatakan adil? Masih banyak lagi fakta kegagalan ideologi Pancasila yang mereka agungkan. Dan ketika berbicara tentang adab, lihatlah fakta generasi yang semakin tidak beradab, maksiat ditempat umum, narkoba, miras, LGBT, tawuran, aborsi dsb.
Ketiga “Persatuan Indonesia” itu dusta, dari segimana Indonesia bersatu? Justru mereka yang anti Islam, membuat Indonesia ini menjadi terpecah belah, mereka membuat kegaduhan, kekacuan, dan berbagai tuduhan fitnah mereka lontarkan pada Ormas-ormas Islam yang menginginkan kehidupan yang jauh lebuh baik, yakni Ideologi Islam yang benar-benar menjamin kesejahteraan.
Mereka menabur kebencian terhadap ummat yang ingin menyelamatkan negeri ini dari penjajah, sehingga mahasiswa di perksekusi, dikecam, dibungkam dan bahkan bukan hanya mahasiswa, namun Ulama pun demikian, pengajian dan berbagai acara keislaman dibubarkan. Inikah namanya persatuan?
Persatuan itu saling melindungi, saling bersatu untuk bergandengan tangan dalam pertahanan melawanan penjajah. Karena musuh sebenarnya itu adalah mereka para penjajah
.
Keempat “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebjaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.”
Tak ada kebijaksanaan yang digambarkan oleh rezim, jauh dari kata bijaksana. Tidak ada kebijakan dalam mengatasi problema ummat, mereka panik ketika menghadapi kritikan, sehingga menyelesaikannya dengan cara persekusi dsb. Dan ketika menaikkan BBM rezim diam-diam tanpa sepengetahuan rakyat.
Kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” keadilan seperti apa yang dimaksud? Dalam teks Pancisila ini menyinggung dua kali tentang keadilan, namun rupanya keadilan itu hanya tertulis dalam bait-bait teks yang tak terealisasikan. Jadi apa yang bisa dipertahankan dan diandalkan dari Ideologi ini jika semuanya hanya menjadi janji diatas kertas?
Oleh karena itu, saat ini hanya satu solusi untuk ummat yang menjanjikan kehidupan yang sejahterah, yaitu hanya kembali pada Ideologi Islam yakni negara Khilafah yang di pimpin oleh seorang Khalifah.
Tentunya mereka bukan sembarang orang, namun Khalifah adalah yang paham aturan Islam dan bertakwa kepada Allah, dia sangat takut kepada Allah dan sangat mencintai Allah dan RasulNya. Sehingga seorang Khalifah tidak akan mengkhinati Ummat dan tidak akan mendzhaliminya.
Semua Ummat/ Rakyat akan merasakan keadilan yang sama, hukum yang diberlakukan adalah hukum yang bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah, Ijma dan Qiyas. Sehingga hukum tidak akan berat sebelah, siapapun dia yang melakukan kesalahan, akan di beri hukuman tanpa memandang pangkat dan derajat.
Dalam khilafah juga harta, darah, jiwa, kehormatan semua ummat terjaga, termasuk nonmuslim yang mengikat janji untuk tinggal dalam negara Islam. Mereka di gelari sebagai kafir dzimi yang sangat dilindungi oleh negara, sehingga tak ada satupun Muslim yang boleh menyakiti mereka.
Tidak hanya itu, dalam Khilafah juga semua pendidikan gratis, kesehatan gratis, lapangan kerja terbuka lebar dengan mengelola seluruh Sumber Daya Alam kita. Ummat akan merasakan kesejahteraan.
Dan juga dengan tegaknya Khilafah maka Ummat akan bersatu hingga kepenjuru Dunia, sehingga negara Muslim ini akan menjadi negara Adidaya yang disegani oleh negara-negara kafir yang mereka telah memisahkan diri dari negara kaum Muslimin yaitu Khilafah.
Dengan itu juga benteng kekuatan kaum Muslimin semakin kuat serta kekayaan mereka melimpah sehingga tak ada rakyat yang merasakan penderitaan. Oleh itu mari rapatkan barisan untuk berjuang menegakan kembali Khilafah.[MO/sr]