-->

Potret Keluarga Dambaan Umat

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen

Oleh : Khusnul Khotimah 
(Aktivis UKKI Universitas Negeri Surabaya)

Mediaoposisi.com-Hari ini kita melihat penampakan kondisi keluarga terutama di negeri-negeri muslim yang begitu jauh dari nilai-nilai Islam.

Barat terlihat sangat berhasil menyuntikkan racun sekulerisme ke dalam benak umat muslim hingga nampak model keluarga yang telah ditawarkan merekas sejak runtuhnya perisai umat bernamakan Khilafah Islamiyyah.

Berbagai upaya dicoba untuk perlahan mengikis potret keluarga yang ideal menjadi mengenaskan dengan jalan menyerang hukum Islam.

Salah satunya dengan lebih memobilisasi isu yang berkaitan dengan perempuan hingga muncul istilah “kesetaraan gender”. Isu ini diusung atas nama ketidakadilan yang didapatkan perempuan atas laki-laki.

Akhirnya, beberapa hukum islam coba untuk dibenturkan. Sebut saja perihal kepemimpinan laki-laki yang dianggap mempersempit kebebasan perempuan karena seorang istri harus meminta izin kepada suaminya terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.

Pun begitu halnya dengan hukum tentang sistem warisan yang dalam pembagiannya memberikan porsi yang lebih tinggi kepada kaum laki-laki, akhirnya akan disamaratakan atas dasar keadilan dan kesamaan. Poligami juga tak ketinggalan.

Umat muslim seketika menjadi sorotan ketika isu ini marak dibicarakan. Padahal Islam tidak menciptakan poligami, melainkan lebih ke tindakan untuk membatasi. Namun itu semua dikriminalisasi, dianggapnya Islam yang membolehkan poligami tidak manusiawi.

Lagi dan lagi, wanita selalu menjadi subjek yang tengah dibicarakan, bahkan didorong untuk terjun di sector perekonomian.

Ini semua bukan tanpa sebab dan alasan, melainkan ada agenda busuk yang coba tuk disukseskan. Jika kita menelisih lebih lanjut. banyaknya kasus-kasus seperti perceraian, rumah tangga yang mengalami ketidakharmonisan.

Bunuh-membunuh antar anggota keluarga tanpa belas kasihan adalah buah dari kesibukan perempuan yang terlalu sibuk memikirkan pekerjaan. Tanggung jawab sebagai ibu dan pengatur rumah tangga diabaikan.

Belum lagi kondisi psikologi karena begitu banyak tekanan yang didapat sepulang kerja, menimbulkan emosi jiwa yang akan memicu terjadinya keributan.

Namun tak bisa dipungkiri, di negeri dengan mayoritas penduduk bukan muslimpun kerusakannya tak terelakkan, bahkan bisa dibilang lebih parah dan luar biasa membuat kita geleng-geleng kepala.

Pergaulan yang bebas tanpa batas dengan jalan hidup satu rumah tanpa pernikahan bahkan bergantian pasangan adalah hal yang wajar dan dilegalkan. Hingga akhirnya pil-pil kb diedarkan ke sekolah-sekolah karena terlalu banyaknya bayi yang lahir tiap harinya tanpa status ibu dan ayah yang jelas.

Di sisi lain, ada pula negeri yang menyisakan generasi tua saja sebab generasi muda yang enggan untuk mengikat cinta karena terlalu capek bekerja.

Akan tetapi, adakah solusi yang selama ini ditawarkan mampu mengobati penyakit kronis yang selama ini menjangkit kelurga di seluruh belahan dunia?

Jawabannya tentu belum, karena solusi yang ada selama ini hanya berwujud solusi yang parsial, belum solutif dan menyehatkan. Sebab, permasalahan-permasalahan yang ada diselesaikan pada bagian permukaannya saja, belum sampai ke akarnya. Walhasil, semua sama saja, dan selamanya akan tetap sama.

Sesunggunya, solusi hakiki, solutif, dan menyehatkan atas itu semua adalah Islam yang paripurna hukumnya.

Jika kita flashback dan coba tuk memutar waktu kembali ke abad keemasan Islam, bahwa potret keluarga yang ada begitu sempurna dan menjadi dambaan umat seluruh dunia.

Bagaimana ayah sebagai kepala rumah tangga berhasil dalam membimbing istri dan anak-anaknya. Para istri dengan tanggung jawabnya sebagai pengatur rumah tangga nampak cerdas dan aktif di bidang politik tanpa harus sibuk bekerja mencari upah.

Pun begitu halnya dengan anak-anak yang tercetak menjadi generasi singa, generasi yang mampu menggetarkan musuh-musuh Allah dan menjadi penolong agama-Nya.[MO/gr]



Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close