-->

Human Trafficking, Mengancam Korban Bencana

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen

Oleh : istighfaris riris

Mediaoposisi.com-Bagi orang tua kehilangan anak adalah hal yang sangat memilukan, terlebih di tengah bencana melanda yang mengakibatkan hilangnya  harta benda.

Problem kehilangan anak karena ulah manusia-manusia yang tidak bertanggung jawabpun menghantui para korban bencana gempa tsunami palu.

Pasalnya Kepala Bidang Pemantauan dan Kajian Perlindungan Anak Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Indonesia, Amsyarnedi Asnawi, menghimbau semua pihak agar lebih memproteksi anak-anak yang terpisah dari orangtua atau keluarga mereka karena rawan akan perdagangan anak.

Sebenarnya kasus human trafficking tidak hanya terjadi pada korban bencana alam, memang negri ini masih memiliki problem yang terus berkembang terkait sindikat perdagangan manusia.

Hanya saja kasus kali ini sangat ironis, para sindikat penculikan anak ini rasanya sudah kehilangan hati nurani. Dalam kondisi berdukapun mereka masih memaanfaat kesempatan untuk  melakukan aksi kejahatannya hanya demi meraup keuntungan materi.

Bahkan beberapa hari setelah bencana terjadi, beredar informasi di beberapa media sosial tentang adopsi anak-anak bayi korban bencana palu. Sedangkan penanganan bencana alam masih belum juga terselsaikan.

Lambannya proses penanggulangan korban bencana ini akan semakin memperbesar kemungkinan terjadinya human trafficking ini.

Human trafficking, salah siapa?

Normalnya manusia, tidak ada yang mau mendapatkan bencana. Musibah berupa bencana alam adalah qodho Allah. Banyak yang mengalami Guncangan psikologi bahkan trauma yang susah dihilangkan.

Ditengah kondisi yang miris seperti ini dukungan dari pihak sekita adalah hal yang sangat dibutuhkan tapi nyatanya justru lingkungan yang tidak aman, penuh kewaspadaan justru harus dirasakan oleh para korban bencana ini.

Mulai dari penjarahan, penculikan anak dan tindak kriminal yang lain. Dalam sistem sekular ini aspek agama menjadi nomer ke sekian. Manusia bertindak sesuka hati dan hanya meluapkan apa yang mereka inginkan demi kesenangan belaka.

Yang ada dibenak masyarakat sekuleris hanya mencari  keuntungan berupa materi. Jangankan halal dan haram, nilai kemanusiaan pun mereka sudah hilang.

Banyaknya individu-individu yang bermasalah ini membuat setiap orang saling menyalahkan dan merasa dirinya benar. Semua merasa dirinya benar, individu yang minim iman, minim ilmu dan minim adab banyak bermunculan.

Mulai dari level masyarakat berpendidikan rendah hingga tingkat masyarakat berpendidikan tinggi sekalipun. Banyaknya individu yang bermasalah ini menunjukkan bahwa kesalahan bukan lagi ada pada perorangan, akan tetapi sistemnya yang patut dipertanyakan.

Sejatinya kapitalismelah yang melahirkan individu-individu sekuler. Dengan sistem pendidikan yang sekuler akan memunculkan pelajar-pelajar yang hanya memandang materi sebagai nilai

kebahagiaannya. Sistem ekonomi yang hanya memuliakan si kaya dan mendiskriminasi si miskin memunculkan individu-individu yang berambisi mengejar materi.

Sistem hukum yang hanya akan memngadili yang lemah dan memberbaskan orang yang berduit membuat masyarakat merasa buruk jika tidak memiliki materi yang banyak. Begitu pula sistem politik, pemerintah, sistem sosial dan budaya, serta yang lain sebagainya.

Penanggulangan bencana alam adalah prioritas.

Dalam islam penanggulangan bencana menjadi salah satu fokus utama karena berkaitan dengan hidup manusia. Saat bencana terjadi maka individu, komunitas bil khusus negara akan berusaha melakukan penanggulangan sesegera mungkin.

Terlebih peran negara, negara memiliki peranan yang sangat besar dalam hal ini dan menjadi kewajiban negara untuk mengurusi permasalahan ini. Mulai dari dana, tenaga, hingga pembangunan kembali.

Dalam sistem ekonomi islam disaat terjadi bencana maka kas negara akan diprioritaskan untuk pengalokasian dana penanggulangan bencana tersebut bahkan jika negara kekurangan maka boleh mengambil pajak dari warga yang mampu.

Hal ini justru berbalik dengan kondisi negri ini sekarang disaat bencana melanda bertubi-tubi. Gempa lombok belum terselesaikan muncul bencana palu yang juga sangat lamban penanggulangannya, disusul bencana gempa lagi di situbondo.

Tapi tampaknya penguasa seakan abai dan tidak memprioritaskan buktinya agenda imf yang hanya akan menguntungkan segelintir orang saja dengan biaya yang begitu tinggi tetap diadakan. Sementara korban bencana akan semakin banyak jika penyelesaian semakin lama.

Hal tersebut berdampak pula bagi kondisi keamanan warga yang menjadi korban bencana khususnya anak-anak.

Anak-anak yang notabene secara fisik lemah ditambah psikis yang trauma akan mudah diperdaya oleh pihak-pihak yang bermaksud jahat. Sungguh luar biasa dalam sistem islam.

Islam akan memberikan perlindungan dan penjagaan secara tuntas kepada anak-anak hingga mereka kembali kepada keluarga atau kerabatnya.

Karena di dalam sistem islam penguasa wajib melakukan delapan penjagaan terhadap rakyatnya yaitu penjagaan agama, jiwa, harta, keturunan, akal, kehormatan, keamanan dan negara.

Delapan penjagaan ini hanya akan terlaksana jika syariat islam mampu diterapkan secara sempurna dan menyeluruh dalam bingkai khilafah.[MO/gr]



Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close