-->

Bendera Tauhid, Khilafah dan Jihad

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen

Oleh : Al Azizy Revolusi


Mediaoposisi.com-Bendera Tauhid atau Al Liwa' dan Ar Rayah sungguh tidak bisa dipisahkan dengan Daulah Islam/Khilafah dan jihad fi sabilillah.

Liwa' adalah bendera resmi Daulah Islam pada masa Rasulullah _Shallallahu Alaihi Wasallam_ dan para Khalifah setelah beliau. Ini adalah kesimpulan Imam As Sarakhsi.

Yang dikuatkan dalam kitab _Syarh as Sayr al Kabir karya Imam Muhammad bin Al Hasan As Syaibani, murid imam Abu Hanifah. Disimpulkan:

"Liwa' adalah bendera yang berada ditangan penguasa. Ar Rayah adalah panji yang dimiliki oleh setiap pemimpin divisi pasukan. Di mana semua pasukan yang ada dalam divisinya disatukan di bawah panji tersebut. Liwa' hanya berjumlah satu buah untuk keseluruhan pasukan.

Liwa' digunakan sebagai patokan pasukan ketika mereka merasa perlu menyampaikan keperluan mereka ke hadapan penguasa atau Imam. Liwa' dipilih berwarna putih. Ini ditujukan agar ia bisa dibedakan dengan panji-panji berwarna hitam yang ada di tangan para pemimpin divisi pasukan."

Sejak Daulah Islamiyah atau Negara Islam berdiri pada masa Rasulullah  Shallallahu  Alaihi Wasallam, beliau mulai membangun pilar pilar negara Islam.

Menjaga stabilitas keamanan negara dengan berbagai cara yang dibenarkan Syariah, mengirimkan delegasi ke negara-negara tetangga, dan melakukan futuhat dengan jihad fi sabilillah.

Para ulama sirah berbeda dalam menetapkan jumlah peperangan, ekspedisi militer serta utusan-utusan yang dilakukan Rasulullah _Shallallahu Alaihi Wasallam_. Ada yang mengatakan 25 peperangan.

Ada yang berpendapat 26. Ada yang mengatakan 27. Ada juga yang mengatakan 29 peperangan. Rasulullah _Shallallahu Alaihi Wasallam_ tidak hanya melakukan peperangan.

Tetapi juga mengirimkan ekspedisi militer dan utusan-utusan untuk memberi pelajaran kepada orang munafik, Yahudi dan bangsa Arab sekitarnya. Ekspedisi militer atau saraya ini ada yang mengatakan 47 kali hingga 70 kali.

Di dalam perang dan ekspedisi militer beliau menyerahkan Al Liwa' kepada sahabat beliau yang terpercaya.

Sahabat yang diberi kepercayaan memegang bendera tersebut, di antaranya: Hamzah bin Abdul Muthalib, Saad bin Abi Waqqash, Ali bin Abi Thalib, Mushab bin Umair, Saad bin Muadz, Uqbah Bin Munzir, Usaid bin Hudhair, Sa'ad bin Ubadah, Abu Bakar As Siddiq, Zubair bin Awwam, dan sahabat lainnya _radhiallahum ajma'in_.

Salah seorang sahabat yang dipercaya membawa bendera dalam ekspedisi perang Mu'tah adalah anak paman Rasulullah _Shallallahu Alaihi Wasallam_, Ja'far bin Abi Thalib. Beliau membawa bendera dengan tangan kanannya. Namun tangannya berhasil ditebas.

Lalu bendera itu dibawa dengan tangan kirinya. Lagi-lagi tangan kirinya berhasil ditebas. Selanjutnya Ia menggamit bendera dengan lengan atasnya, hingga Ia menemui syahid. Beliau _radhiallahu anhu_ baru berumur 33 tahun saat itu.

Fakta sejarah tersebut menunjukkan kepada kita bahwa Al Liwa' dan Ar Rayah atau bendera Tauhid tidak bisa dipisahkan dari negara Khilafah dan jihad fi sabilillah.

Karena itu, ketika bendera Tauhid ini dilecehkan, dikriminalisasi, dituduh bendera teroris, bahkan dibakar, maka sudah sepantasnyalah kita bangkit membelanya seraya berjuang untuk mengembalikan kemuliaan, keagungan dan kewibawaan bendera Tauhid dengan mewujudkan kembali Khilafah Islamiyah dan Jihad fi sabilillah. _AllahuAkbar!_[MO/gr]

#AyoBelaTauhid
#AyoBelaTauhid
#AyoBelaTauhid
#AyoBelaTauhid




Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close