Oleh: Rif’atus Sholihah
Tak cukup sebatas pada perlawanan fisik antara kedua negara namun ada langkah ampuh yang mampu menghancurkan negara bahkan akan memperhangus negara tersebut yaitu melalui menghancurkan generasi.
Dikuatkan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Napoleon Bonaparte kepada pasukan perang salib ketika umat Islam menangkapnya dalam sebuah penyerangan salibiyah ke negeri Mesir yaitu:
“Bila generasi mudanya baik, maka masa depan umat dan bangsa tersebut adalah baik. Sebaliknya bila generasi mudanya rusak maka masa depan umat dan bangsa itu suram. Bila generasi muda suatu umat atau bangsa rusak, maka untuk menghancurkan uat dan bangsa tersebut tidak perlu kekuatan senjata dan angkatan perang.”
Maka, Perlu kita perhatikan terkait dengan pengarusan yang sengaja diaruskan kepada generasi muda baik kalangan anak-anak maupun remaja.
Mereka disuguhi dengan berbagai kesenangan bahkan terdapat pula hingga membahayakan nyawa generasi, tak lain seperti halnya mereka disibukkan dengan suguhan-suguhan film, drama, game yang berbau ajaran kekerasan, hingga saat ini yang tengah booming ditengah masyarakat berupa challage.
Baru-baru ini muncul tantangan yang tersebar di whatsapp bernama Momo Challenge dan diperuntukkan untuk gadis berusia 12 tahun. Tantangan ini merupakan tantangan untuk mengajak orang bunuh diri, yang hampir mirip dengan Blue Whale Challege.
Tak sebatas itu belaka, perkembangan tekonologi yang pesat dengan topangan dari Revolusi Industri 4.0 melahirkan sebuah teknologi yang kurang tepat dipergunakan yaitu lahirnya alat teknologi untuk bunuh diri yang bernama “Sarco”.
Suguhan-suguhan tersebut sengaja disajikan kepada generasi untuk menghancurkan kondisi generasi. Ketika kita mengetahui kondisi hal ini dan kita dampingin dengan pemahaman sebelumnya terkait dengan pesan yang disampaikan oleh Napoleon Bonaparte kepada pasukan perang salib maka harusnya munculah kesadaran kepada kita terhadap urgensi generasi.
Untuk membentuk generasi yang hebat dan berkualitas maka butuh adanya sikronisasi antara ketiga pihak yaitu pihak lingkungan, pihak keluarga, dan pihak negara.
Ketika ketiga ini saling menopang dan bersikronisasi, Insya Allah akan melahirkan generasi emas seperti halnya ketika masa Islam Berjaya dibawah naungan Khilafah Islamiyah. Maka, disinilah perlu adanya kesadaran bersama diantara ketiga pihak dan perubahan bersama yang dilakukan berjalan bersama.[MO/sr]