Penetapan status siaga satu ini, menurut Setyo dikhususkan pada personel Polri. Apalagi, personel Polri dan kantor polisi menjadi sasaran teror beberapa waktu ini. Polri pun meningkatkan kewaspadaan internal.
"Artinya kita meningkatkan jumlah personel, meningkatkan kegiatan, tapi untuk kegiatan Polri untuk internal," kata Setyo menegaskan.
Sementara untuk masyarakat, Setyo mempersilakan untuk tetap beraktivitas seperti biasanya. Sementara Polri akan bertugas menjaga masyarakat. Teror bom melanda wilayah Surabaya sejak Ahad (13/5).
Pada Ahad pagi, Ledakan bom pertama kali terjadi di Gereja Santa Maria di Jalan Ngagel, sekitar pukul 06.30 WIB. Ledakan bom kedua terjadi di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, sekitar pukul 07.15 WIB. Terakhir, aksi teror bom terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna pada pukul 07.53 WIB.
Sementara di wilayah Jawa Barat, petugas Densus 88 Antiteror dibantu Polda Jabar dan Polres setempat, menindak tegas empat orang terduga terorisme di daerah Pasir Hayam, Cianjur, Ahad (13/5). Empat orang terduga teroris tewas karena melakukan perlawanan. Selain itu, petugas juga mengamankan satu terduga teroris di wilayah Kabupaten Sukabumi.
Pada Ahad malam, bom rakitan kembali meledak, kali ini di lantai 5 blok B Rusunawa Wonocolo, Sepanjang, Sidoarjo. Tiga orang tewas dalam peristiwa itu, yang merupakan satu keluarga. Polisi menduga pelaku tidak sengaja meledakan bom.
Kemudian pada Senin (14/5) siang, aksi bom bunuh diri kembali terjadi. Kali ini menyasar Mapolrestabes Surabaya. Empat pelaku bom bunuh diri, yang masih terdiri dari satu keluarga tewas, dan beberapa petugas polisi mengalami luka-luka.
Sumber : republika