Oleh : Khairunnisa' S.Pd
Mediaoposisi.com- Indonesia adalah negeri Zamrud khatulistiwa dengan potensi alam baik di darat maupun di laut mengandung sejuta kekayaan di dalamnya. Duniapun mengakuinya, bahkan Indonesia menjadi sumber pasokan utama negara-negara Asing.
Ekspor besar besaran dan pengerukan kekayaan alam Indonesia yang di legitimasi oleh UU liberal serta privatisasi di sektor hilir maupun hulu mendapat legalitas bahwa asing dan aseng bebas melenggang menguasai SDA. Seperti Freeport, Newmont, Exxon mobil, Shell, Chevron menjadi penyebabnya. Tentu ini tidak lepas dari tidak adanya regulasi untuk melindungi kekayaan alam negeri ini. (www.mcw-malang).
Fakta kekayaan alam yang begitu mencengangkan. satu sisi jutaan umat menderita dalam kemiskinan, gizi buruk dan berbagai kasus yang bermula dari faktor ekonomi. Kondisi ini di perparah dengan liberalisasi sumber daya manusia (SDM), kehidupan sekuler, permisif, hedonis memperlengkap faktor-faktor yang sudah ada.
Contoh kasus baru ini seorang ibu yang tega membunuh anaknya, istri yang menjual suami, seks komersial, narkoba, menjadi bukti bahwa faktor ekonomi menjadi alasan utama. Bahkan untuk sekedar menyambung hidup begitu berat sehingga tak heran apapun cara bisa di legalkan.
Di sisi lain Papua yang merupakan bagian dari negeri ini tak mendapat perhatian penuh salah satu gizi buruk di Asmat yang baru-baru ini di soroti. Padahal di sana ada kekayaan yang harusnya bisa di nikmati juga oleh mereka.
Dari sisi lain umat di bebankan dengan berbagai pungutan yang memaksa, bahwa tidak punya uang ya tidak mendapat pelayanan terbaik. Keamanan, kesehatan, fasilitas terbaik, pendidikan layak, impor beras, impor jagung, apalagi wacana pemotongan 2,5 % gaji PNS menguatkan bahwa sistem kapitalisme akan terus memalak rakyat demi kepentingan.
Yang pastinya bukan untuk kepentingan rakyat, sebab itu tak ada dalam kamus bahwa rakyat bisa sejahtera dalam sistem kapitalisme liberalisme.
Dari berbagai sisi sepertinya di penuhi oleh fakta yang sudah membuktikan betapa bobroknya sistem kapitalisme liberalisme. Ini menjadi dalih bahwa kapitalisme tak layak di adopsi selain dari keburukan penerapan juga pertentangannya dengan islam.
Sebab kapitalisme di emban dan sebarluaskan untuk menjajah negeri-negeri muslim. Apa yang di sampaikan oleh Jokowi membuktikan bahwa negara-negara maju, sejahtera tanpa SDA berlimpah. Pernyataan ini merupakan pengakuan langsung rezim hari ini karena kapitalis barat dan timur adalah perampok legal berdasi yang bisa kaya karena kekayaan negeri-negeri lain.
Islam dengan seperangkat aturan memiliki konsep pengelolaan ekonomi yang sesuai tempatnya berdasarkan wahyu ilahi. kepemilikan umum haruslah di kelola oleh negara dan di kembalikan untuk kemaslahatan rakyat.
Bahkan islam tak memberi ruang privatisasi SDA oleh pihak-pihak tertentu apalagi oleh negara kafir harbi. Dalam Hadis riwayat tirmindzi, Rasul SAW pernah menarik kembali tambang garam yang pernah di berikannya kepada Abdyadh bin Hamal karena tambang tersebut terus mengalir (jumlahnya sangat besar) dan melarang untuk di miliki secara pribadi. Rasulullah SAW bersabda : "kaum muslim bersekutu dalam 3 hal ; air, padang dan api." (HR. Ahmad)
Hadist tadi menunjukan bahwa segala kepemililkan umum yang Menguasai hajat hidup masyarakat tidak boleh di eksploitasi oleh individu. Jika dengan jumlah SDA yang melimpah ruah tentu tak ada kemiskinan, kesejahteraan yang merata. Bahkan ekonomi bukan lagi menjadi alasan yang membuat orang menghalalkan segala cara.
Pendidikan gratis, keamanan, kesehatan gratis, perlindungan jiwa, harta dan akal menjadi jaminan atas terselenggaranya ekonomi sesuai islam. Belum lagi syariat islam dalam aspek-aspek yang lain. Salah satu contoh di masa Umar bin Abdul Aziz yang satupun rakyatnya tak mau menerima zakat karena begitu sejahteranya rakyat pada saat itu.
Pun dimasa Khilafah bani Abbasiyah dapat kita lihat pendidikan dengan fasilitas memadai, besarnya penghargaan bagi guru, Albimarustan yang di dirikan oleh Nuruddin di Damaskus tahun 1160 bertahan selama 3 abad merawat orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan obat gratis.
Kemuliaan dan kebaikan hanya dari islam. Selain wujud keimanan juga karena kepuasan akal, kesesuaiannya dengan fitrah manusia dan ketentraman bagi jiwa manusia. Allah SWT berfirman:
Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)? [QS. Al-Ma'idah: Ayat 50]
Ini menjadi pembenaran bahwa kehinaan itu datang ketika kita mencampakan islam sebagai aturan hidup, sebagaimana umar bin khattab berkata :
" Kita adalah kaum yang di muliakan Allah karena islam namun kita mencari kemuliaan pada selain islam maka Allah akan menghinakan kita.”
Maka tidak ada alasan untuk tidak berjuag mewujudkan penerapan islam ditengah-tengah kita. Sebab berlama-lama dalam sistem kapitlisme sama halnya mempertahankan kesengsaraan hidup yang tidak hanya di dunia tapi di akhirat. Jika kemuliaan ada pada penerapan islam kaffah, jika barokahnya hidup ada padanya saatnya menjadi bgian dalam perjuangan ini. [MO]