Jakarta-Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman irit bicara saat ditanya ihwal rencana impor beras yang akan dilakukan oleh Kementerian Perdagangan. Amran juga tak ditanya soal koordinasi kementeriannya dengan Kementerian Perdagangan.
"Kami Rakernas (Rapat kerja nasional) pertanian, domainnya adalah tanam produksi," kata Amran usai membuka acara Rakernas Pembangunan Pertanian Tahun 2018 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin, 15 Januari 2018.
Amran mengatakan, selama 2014 hingga 2017 tak ada impor beras ke Indonesia. Dia tak menjawab saat ditanya kemungkinan impor tahun ini. Amran juga tak menjawab saat ditanya soal data persediaan beras yang dimiliki kementeriannya.
"Data kita serahkan BPS. Yang terpenting tahun ini kita tidak ada impor jagung. Itu kita jadikan ukuran. Tidak ada impor bawang masuk, yang ada ekspor," kata Amran.
Jumat pekan lalu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan akan mengimpor 500 ribu ton dari Vietnam dan Thailand. Enggar mengatakan keputusan impor diambil untuk meredam lonjakan harga beras yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumarji Gatot Irianto mengatakan sampai saat ini kebutuhan beras masih mencukupi kebutuhan nasional. Gatot mempertanyakan keputusan Kementerian Perdagangan melakukan impor setelah sebelumnya menyatakan sebaliknya. Gatot berujar, Kementerian Pertanian tidak dilibatkan dalam rencana impor tersebut.
Hal senada juga dilontarkan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriardi. Agung mengatakan stok beras pemerintah di Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) saat ini masih dalam batas aman 1 juta ton. Agung mengatakan pasokan beras bisa surplus hingga 300 ribu ton setelah panen raya Februari dan Maret 2018.
tempo