Oleh: Salamuddin Daeng
"BAGAIKAN KADAL BELI SAHAM MILIK BUAYA, KODOK HANYA MELONGO TERPINGKAL PINGKAL"
Waduh, pemerintah mau beli partcipating interest Rio Tinto di Freeport? Itu sama sekali tidak berdasar. Ini jelas akal akalan kelas kadal. Rio Tinto tidak punya saham di Freeport McMoran maupun di Freeport Indonesia. Rio Tinto hanya punya participating interest yang akan berakhir 2021.
Indonesia menjalin hubungan Kontrak Karya (KK) dengan Freeport. Lalu Freeport membuat perjanjian participating interest mengenai pembagian produksi sampai dengan tahun 2021, karena ada kontribusi dana operasional dari Rio Tinto dan itu akan berakhir tahun 2021 dan tahun 2021 adalah habisnya Kontrak Karya Freeport. Lah kok Pemerintah Indonesia malah mau beli participating interest tahun 2022 ke atas? Sekali lagi ini akal akalan kadal.
Katanya participating interest bisa dikonversi jadi saham, ini hal baru, saya baru dengar. Apalagi Freeport buat perjanjian dengan Rio Tinto mengenai pembagian produksi penuh Grasberg di atas tahun 2022. Lah wong kontraknya saja belum tentu diperpanjang oleh pemerintah Indonesia, bagaimana Freeport bisa buat perjanjian semacam itu.
Belum lagi kita harus beli participating interest di atas tahun 2022 yang ilegal itu. Wah ini benar benar skandal kelas kadal. Mengeluarkan uang negara untuk beli "saham palsu" lalu keluar uang lagi untuk menanggung biaya produksi. Ditambah harganya mencapai Rp.55 triliun. Gile mahal banget. Ditambah lagi uangnya dari hasil penyertaan modal negara di BUMN tambang. Ini bicara dengan DPR-kah?
Kalau mau minta participating interest tidak perlu pake beli. Hal itu sebagai hak otomatis Indonesia karena memberikan perpanjangan kontrak kepada Freeport. Indonesia mendapatkan bagian karena Indonesia adalah pemilik kekayaan alam Grasberg senilai USD 60 miliar. Kenapa harus membeli bagian produksi?. Ini pasti ada yang mau pesta pora bagi bagi hasil olahan menipu rakyat.
Saya belum mendengar penjelasan resmi Freeport McMoran. Benarkan participating interest Rio Tinto dapat dikonversi menjadi saham setelah tahun 2022 .
Meski Freeport ini buaya saya rasa dia tidak akan berani menyampaikan hal itu. Karena dia tahu memperjanjikan sesuatu di atas masa berlaku kontraknya adalah pelanggaran serius. Yang berani bicara semacam ini pasti kelas kadal.
Saya hanya mendengar yang koar koar soal ini adalah menteri ESDM Mr. Green yang menyatakan demikian. Pertanyaannya dimana dia baca kalau participating interest-nya Rio Tinto bisa dikonversi menjadi saham di atas tahun 2022, coba pak Menteri ESDM jelaskan.
"Kalau mau beli saham Freeport, langsung aja mengacu pada Kontrak Karya (KK) . Beli aja saham punya Freeport McMoran yang ada di Freeport Indonesia. Kalau mereka Freeport tidak mau jual, maka tinggal kontraknya saja diakhiri atau jangan diperpanjang lagi, simpel. Jangan sampai Presiden dan para Menteri terkait ini membuat lelucon semacam ini".
Lelucun, akal akalan dan tipu menipu pembelian saham Freeport tersebut bagaikan transakasi antara dua hewan predator pemangsa, antara kadal dengan buaya. Bagaikan kadal membeli saham milik buaya, sementara sang kodok yang katanya memimpin kerajaan, tapi sangat lemah dan tak mengerti keadaan, hanya bisa menonton, melongo dan terpingkal pingkal tanpa sebab. [IJM]