Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Maarif berpidato di acara salat subuh berjamaah di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di acara salat subuh berjamaah ini, Slamet yang juga juru bicara Front Pembela Islam (FPI) ini bicara soal agenda pemenangan Pilkada Serentak 2018 dan Pilpres 2019.
Digelar di Masjid Jami Al'Mamur kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat Minggu 5 November 2017 subuh, Slamet semula bicara soal Pilkada serentak tahun 2018. Agenda itu menurut Slamet penting demi masa depan kepemimpinan Islam di Indonesia.
Slamet mengatakan, perjuangan umat Islam belum selesai meski telah berhasil memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017, juga memenjarakan Basuki Tjahaja Purnama yang disebutnya sebagai penista agama. Menurut Slamet, perjuangan harus diteruskan untuk memenangkan Pilkada 2018.
"Tahun depan perjuangan kita di Pemilihan Gubernur, Pilkada 2018 Itu perjuangan kita, itu ladang kita, bagaimana Islam menang di Pilkada 2018," kata Slamet.
Slamet mengatakan, perjuangan Pilkada 2018 adalah awal dan itu belum cukup karena belum utama. Perjuangan utama, menurut Ketua Alumni 212 ini adalah tahun 2019.
"Itulah pertempuran utama kita. Saya tanya, apakah saudara ingin presiden kita ganti?" kata Slamet memancing reaksi jamaah. Ucapan itu disambut jamaah dengan teriakan: "Ganti!"
Slamet pun menegaskan lagi pidatonya. "Karena itu, satukan upaya, satukan pikiran, satukan umat. Kita menangkan 2019 nanti, InsyaAllah" ucap Slamet.
Salat Subuh berjamaah ini dalam rangka memperingati setahun aksi bela Islam 4 November 2016 silam atau aksi 411 dan aksi 212 atau 2 Desember 2016. Selain Slamet, beberapa tokoh aksi seperti Eggi Sudjana, Muhammad Al Khaththath, hingga Novel Bamukmin hadir. Dalam acara itu, juga dilakukan deklarasi Gerakan Indonesia Salat Subuh Berjamaah yang diketuai oleh KH Muhammad Al-Khathath.
tempo.co