Era SBY Pertumbuhan Ekonomi 6-7 Persen, Kini Rata-rata 4,5 Persen
Berita Islam 24H - Dalam menopang kesejahteraan rakyat tergantung pada pertumbuhan ekonomi, karena salah satu aspek penting didalam mensejahterakan rakyat adalah pertumbuhan ekonomi.
Ada empat aspek yang menjadi penopang terhadap pertumbuhan ekonomi, yakni investment, Government spending, consumption, dan kinerja ekspor.
"Keempat aspek inilah yang menentukan terhadap pertumbuhan ekonomi. Di era Presiden SBY, pertumbuhannya itu rata-rata 6 sampai 7 persen. Pertumbuhan sekarang rata-rata 4,5 sampai dengan 5 persen. Apakah pertumbuhan yang sebesar ini memadai?," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR Herman Khaeron kepada wartawan, Jakarta, Minggu (8/10/2017).
Karena pada saat yang sama kita akan dihadapkan kepada usia produktif dan angkatan kerja yang begitu besar, kalau kemudian pertumbuhannya tidak cukup memadai untuk menampung ruang kerja dari pertumbuhan angkatan kerja yang ada, maka hal itu akan menyebabkan meningkatnya pengangguran, lanjut politisi F-Demokrat tersebut.
"Kalau pengangguran meningkat berarti ada penurunan pendapatan masyarakat. Survival masyarakat dalam kehidupannya juga akan turun, dan jika turun maka daya belinya juga turun. Apabila daya beli menurun maka berdampak pada penurunan aspek konsumsi domestik. Padahal itu penting, karena hampir 50 persen dari penopang pertumbuhan adalah dari sektor konsumsi," jelasnya.
Menurutnya, ini sebuah lingkaran yang harus digerakkan. Pembangunan infrastruktur penting, tetapi membangun kebutuhan dasar rakyat itu jauh lebih penting. Supaya rakyat bisa survive, dan supaya daya beli rakyat mampu untuk menghidupi sandang, pangan dan papannya.
Apabila semua dapat sejalan antara pemenuhan kebutuhan kebutuhan dasar rakyat atau masyarakatnya melalui kebutuhan sandang, pangan, papannya yang terpenuhi melalui government spending atau stimulus anggaran negara melalaui program-program pemerintah, maka hal ini akan terdorong terhadap sektor konsumsi.
Herman menyampaikan bahwa pada sisi lain infrastruktur juga akan meningkatkan berbagai aspek lainnya. Infrastruktur harus dibangun menjadikan sebuah connectifity dari daerah produksi kepada daerah produsen atau dari kemampuan sumber daya yang ada menjadi penopang kinerja ekspor.
“Ini pemikiran yang sederhana. Ketika seluruh instrumen itu menjadi kontra produktif, maka yang akan terjadi adalah pertumbuhan yang akan terhambat, daya beli masyarakat akan turun, dan pada saat itulah masyarakat tidak akan survive dalam kehidupannya. Situasi ini tidak akan dapat dijawab dengan mudah," paparnya.
"Terjadinya pergeseran dari pedagang ritel biasa (offline) menjadi online, terjadi kenaikan PPN, menurut saya konteksnya bukan disitu. Sebahagian rakyat kita itu kelasnya menengah ke bawah. Kelas menengah ke bawah itulah yang harus disentuh oleh program-program pemerintah," ungkapnya.
Untuk itu pemerntah harus balance (seimbang), yakni dengan mendorong program-program yang meningkatkan kemampuan bagi rakyat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, tambahnya.
"Sektor pertanian harus dibangun dengan kemampuan dasar pertanian yakni meningkatkan produktifitas hasilnya. Di kelautan dan perikanan sebagai sumber daya yang bisa meningkatkan taraf hidup nelayan, pembudidaya ikan dan petambak garam, juga harus diangkat," pungkasnya. [beritaislam24h.info / tsc]