Berita Islam 24H - Presiden Joko Widodo menyebut isu daya beli yang anjlok diembuskan oleh pihak yang mempunyai kepentingan politik jangka pendek, menuju Pemilu 2019.
Pernyataan Jokowi itu mengundang reaksi keras dari banyak kalangan. Politisi Partai Demokrat Muhammad Husni Thamrin menyesalkan pernyataan Presiden Jokowi tersebut, apalagi dikaitkan dengan lawan politik di Pilpres 2019.
“Pak Jokowi kalau nggak mau ada musuh politik, jangan jadi presiden,” tegas Husni Thamrin di akun Twitter @monethamrin.
Pak Jokowi kalau nggak mau ada musuh politik, jangan jadi presiden.— MoneThamrin (@monethamrin) 3 Oktober 2017
Thamrin pun meminta Jokowi turun ke kampung-kampung untuk membuktikan turunnya daya beli masyarakat. “Daya beli Bapak mungkin masih tinggi, tapi coba Bapak ke kampung-kampung banyak toko isi ulang pulsa tutup,” tulis @monethamrin.
Dalam pidato penutupan Rapat Koordinasi Nasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) 2017 di Ballroom Hotel Ritz-Carlton Mega Kuningan (03/10), Presiden Jokowi menyebut isu daya beli yang anjlok diembuskan oleh orang yang punya kepentingan politik jangka pendek, menuju Pemilu 2019. Jokowi menantang orang itu untuk blak-blakan saja.
Menurut Jokowi, tilikan soal daya beli tidak bisa dilepaskan dari fenomena peralihan toko luring (offline) ke daring (online). Padahal, kata Jokowi, daya beli tak benar-benar anjlok. "Saya terima angka, jasa kurir naik 135 persen di akhir September ini. Kita ngecek DHL, JNE, Kantor Pos, saya cek. Saya kan juga orang lapangan," ujar Jokowi.
Jokowi tidak keberatan mengajak diskusi jika yang mengembuskan isu itu adalah pebisnis. Tapi karena yang mengembuskan isu itu adalah orang politik, Jokowi memaklumi dan membiarkan saja. "Orang politik tugasnya seperti itu kok, membuat isu-isu untuk 2019. Sudah, kita blak-blakan saja. Orang 2019 tinggal setahun," kata Jokowi. [beritaislam24h.info / itc]