Detik-Detik Mengharukan Ade Irma Suryani Nasution Menghembuskan Nafas Terakhirnya
Berita Islam 24H - 6 Oktober 1965, Suasana Di Paviliun Anak di RSPAD Gatot Soebroto sore itu ramai, namun suasana sangat hening. Terlihat banyak tentara berjaga, baik di luar Paviliun maupun di dalam.
Beberapa jam yang lalu, pperasi ke-4 kalinya dilakukan pada Ade Irma Suryani Nasution. Ya operasi itu harus dilakukan berulang beberapa kali. Untuk membersihkan sisa peluru yang masih tertinggal di dalam badan bocah kecil itu.
Semua operasi dilakukan oleh brigjen dokter Arie Sadhewo.
Jujur sang Dokter tentara sangat heran dengan kekuatan badan dari anak Pak Nasution ini. Sebab biasanya orang dewasa saja terkena pecahan peluru senjata kaliber besar macam AK47 akan sulit bisa bertahan. Namun ini sudah 5 hari setelah tertembak, anak kecil ini sangat kuat bertahan.
Jendral Nasution dan Ibu, beberapa kali menunggu disamping Sang Buah Hati. Berharap kesembuhan Sang Putri. Begitu pula,sang kakak mereka menahan tangis.
Operasi baru saja selesai jam 17:00. Ade Irma Suryani terlihat masih memejamkan mata, mungkin karena masih lemas.
Ketika tim Dokter sudah memperbolehkan menjenguk, anak sulung Pak Nasution segera masuk ke kamar sang adik. Hendriyanti sang kakak menangis menatap wajah lemah adik kecilnya yang masih menutup mata.
Nafas sang adik lembut turun naik, terlihat dari tubuhnya yang kecil.
Tiba-Tiba… “Kakak Jangan Menangis, Adik Sehat”.
Hendriyanti Hanya menahan tangis sembari melihat adiknya yang tiba-tiba bangun.
Mata Ade Irma menoleh ke mama mereka, Ibu Nasution yang juga berada di ruangan itu.
” Kenapa Ayah Mau Dibunuh Mama?” tanya gadis kecil itu pada sang mama.
Ibu Nasution terhenyak, anak sekecil itu malah memikirkan ayahnya.
Belum sempat Bu Nasution menjawab, sang putri kembali menutup mata.
Sembari menahan tangis, Ibu Nasution membisikan kalimat ke telinga Ade Irma Suryani : “Mama Ikhlas Ade Pergi”.
Sembari mengucurkan air mata, sang ibu melihat penderitaan sang anak yang menahan sakit.
Pukul 20:00, Ade Irma Suryani Nasution Wafat, di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Dipetik dari Kisah Hendriyanti Sahara Jane Nasution. [beritaislam24h.info / imi]