Risma: Demi Allah Saya Nggak Mau…
Berita Islam 24H - Berulang kali Walikota Surabaya Tri Rismaharini menegaskan ogah nyalon jadi gubernur. Berulang kali juga awak media menanyakan hal serupa. Mungkin bosan ditanya ini-ini terus, kemarin Risma sampai bersumpah atas nama Tuhan nggak akan maju di Pilgub Jatim 2018.
"Saya bersumpah, demi Allah, demi Tuhan. Saya sudah sampaikan ke Ibu Mega jauh-jauh hari, jika saya tidak mau menjadi gubernur Jatim," ungkap Risma saat pertemuan dengan pemimpin media di rumah dinasnya, di Surabaya, kemarin.
Tidak hanya bersumpah, Risma juga berkelakar jika dirinya berambisi naik kelas mengikuti Pilgub, lebih baik dia memilih Pilgub DKI 2017. "Kalau aku mau ya aku tentunya milih waktu DKI Jakarta, ini lagi Jatim. Tenan iku, saya sudah sampaikan ke Bu Mega sebelum ribut-ribut Pilgub Jatim," katanya.
Risma yakin, rekomendasi PDIP di Pilgub Jatim nanti tidak akan diberikan kepada dirinya. Keyakinan itu, didasari dengan keputusannya untuk tidak maju, dan telah memberikan penjelasan langsung kepada orang nomor satu di PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Nggak akan, Ibu (Mega) mengerti prinsip saya, karena saya tidak berkenan. Seperti yang terjadi pilkada Surabaya putaran kedua, saya bilang jika masih kuat, tapi saya tidak meminta. Rekom pun diberikan ibu. Nah pilgub ini saya tidak berkenan," katanya.
Menolak maju di Pilgub Jatim, apa Risma dipersiapkan untuk Pilpres 2019? Risma kali ini menjawab tanpa sumpah, namun berkelakar. Menurutnya, isu itu tanpa dasar. "Ah ono-ono ae (Ah, ada-ada saja)," selorohnya.
Untuk diketahui, pada Senin (11/9) lalu, Mega mendatangi Surabaya sebagai lanjutan konsolidasi politik jelang Pilkada serentak 2018. Di hari itu, Presiden Ke-5 itu juga meminta saran kepada mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Bahkan, di rumah dinas Risma, Mega duduk diapit Dahlan, dan Risma. Sekalipun begitu, Risma membantah akan dimajukan di Pilgub Jatim. Dia lebih dulu menolaknya.
Risma, bukan kali ini saja menolak menjadi kontestan Pilgub. Di Pilkada Jakarta juga begitu. Ramai isu hingga dorongan agar Risma menanggalkan jabatannya sebagai Walikota Surabaya dan maju menuju DKI-1. Hingga akhirnya, tiket PDIP diserahkan Ahok yang bukan kader PDIP.
Pilkada DKI berlalu dengan kekalahan Ahok. Kini PDIP sedang fokus menyambut Pilkada serentak 2018. Salah satunya, Pilgub Jatim. Hingga kini, partai berlogo banteng ini belum merilis jagonya di Pilgub Jatim.
Namun, sejumlah nama sudah mendaftar dan mengembalikan formulir pendaftaran cagub PDIP. Yaitu, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, anggota DPRD Jatim Kusnadi, Bupati Ngawi Budi Sulistyono, anggota DPR Said Abdullah, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Nah, dari nama-nama itu tidak ada nama Risma. Memang, dia sedari awal enggan menanggalkan jabatannya sebagai Walikota Surabaya untuk naik level.
Sekalipun Risma menolak, PDIP sepertinya masih berharap Walikota Surabaya itu berubah pikiran. Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto bahkan menyebut Risma sangat berpeluang dicalonkan sebagai cagub Jatim 2018 meskipun tanpa melalui proses pendaftaran pencalonan.
"Bu Risma sangat berpeluang dicalonkan, namun sampai sekarang beliau masih menolak dan seringkali itu disampaikan," tutur Hasto di Surabaya, Senin (11/9).
Hasto menegaskan, penunjukkan cagub Jatim asal PDIP ini memang menunggu keputusan Mega sebagai Ketum PDIP. "Kalau kader sudah ditunjuk oleh partai maka tidak bisa menolak, termasuk Bu Risma. Jadi tunggu tanggal mainnya," ujar Hasto.
Bukan tanpa sebab PDIP berharap. Risma memang berpeluang menang di Pilgub Jatim. Namanya harum di setiap survei politik. Di Jakarta, Risma di digadang jadi lawan berat Ahok. Di Jatim begitu juga begitu.
Di survei Charta Politica Agustus lalu, popularitas Risma beda tipis dengan Saifullah Yusuf alias Gus Ipul. Gus Ipul di posisi satu memperoleh 79,5 persen suara, ditempel Risma yang mendapat 73,8 persen. Keduanya juga bersaing ketat untuk tingkat kesukaan dan kepantasan.
Sepertinya, yang ketar-ketir Risma maju di Pilgub Jatim adalah Ketum PKB, Muhaimin Iskandar. Pria yang akrab disapa Cak Imin ini kemarin langsung menepis desas-desus PDIP tidak akan mengusung jagoannya, yakni Gus Ipul sebagai cagub di Pilgub Jatim.
"Alhamdulillah sudah klik untuk calon gubernur (Gus Ipul). Kita menunggu wakilnya dari PDIP," kata cak Imin, kepada wartawan usai acara Diskusi Ilmiah Rabuan oleh Muhaimin Iskandar, di Gedung C Fisip Universitas Airlangga, Surabaya, kemarin.
Cak Imin menerangkan, pihaknya saat ini menunggu analisis diskusi dari partai-partai lain, khususnya PDIP, untuk menentukan siapa yang menjadi calon wakil gubernur mendampingi Gus Ipul.
"Kita hampir pasti (berkoalisi) dengan PDIP. Kita mengajak partai-partai lain untuk memutuskan wakil gubernurnya. Siapapun yang diputuskan PDIP dan partai-partai lain dalam koalisi nanti, kita terima," tuturnya sambil menambahkan, komunikasi politik sudah dilakukan dengan PAN, Demokrat, Golkar.
"Pokoknya dari PDIP yang menentukan. Kita nggak bisa menentukan apakah ada Bu Risma, ada Anas, ada Pak Kanang (Bupati Ngawi), ada Ketua PDIP Jatim (Kusnadi), kita tidak tahu. Saya nggak boleh berpendapat. Kita serahkan ke partai-partai lainnya, khususnya PDIP," jelasnya.
Cak Imin menegaskan kembali, bahwa dirinya sudah bertemu dengan Mega, untuk membahas Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 mendatang. "Sudah bolak-balik. Cagubnya sudah fix Saifullah (Gus Ipul)," tegas Cak Imin. [beritaislam24h.info / rmol]