Jakarta| Mediaoposisi.com- Keributan di depan LBH Jakarta yang berada di Jakarta Pusat karena dinilai sebagai kampanye PKI menuai perhatian publik sehingga Selasa (19/9) pihak TV One mengadakan Indonesia Lawyers Club (ILC) dengan tema “ PKI,Nyata atau Hantu”. ILC kali ini cukup spesial karena Panglima TNI bersedia bergabung meskipun melalui teleconfrence.
Dalam keributan pada Minggu lalu, dinilai sengaja dipancing oleh panitia pelaksana kegiatan. Hal ini dikemukakan oleh Dirketur LBH Bang Japar Djudju Purwantoro, “Pihak ormas meminta 3 orang saja perwakilan ormas diizinkan masuk namun panitia menolak” ujar Djudju saat berbicara di ILC.
Djudju Purwantoro |
Ia menilai panitia sengaja memancing kecurigaan yang berujung pada kericuhan massa. “Tentu (penolakan) ini tak heran menimbulkan kecurigaan dari kalangan ormas yang datang” imbuh Djudju.
Ditambah lagi, hanya dari kepolisian dan militer (Dandim) yang diizinkan datang ke dalam acara. Setelah masuk,pihak kepolisian dan militer menyatakan tidak ada indikasi PKI.
Dikutip dari CNNIndonesia.com, Kapolres Metro Jakarta Pusat Suyudi Ario Seto bersama dengan Kapolda Metro Jaya serta Komandan Distrik Militer TNI (Dandim) telah melakukan komunikasi dengan pihak LBH Jakarta terkait hal ini.
"Saya dan Pak Dandim menyampaikan untuk kita berhati-hati menyikapi permasalahan ini. Saya sebagai Kapolres dan representasi hukum, kamtibmas di wilayah Jakarta Pusat, Pak Dandim representasi keamanan negara," ujarnya, Senin (18/9).
"Rekan-rekan harus percaya denga saya dan Pak Dandim. Kegiatan yang kemarin dikatakan di medsos bahwa itu PKI, itu tidak benar. Tapi judulnya pelurusan fakta 65” imbuhnya.
Polisi lalu membubarkan massa secara paksa dengan tembakan peringatan hingga water cannon. Selain itu, polisi turut meniru pembubaran Aksi 411 dengan penembakan gas air mata. [MO]
sumber: berbagai sumber