Ampli Berdarah, Pushami: Rakyat Belajar dari Perilaku Penguasa
Berita Islam 24H - Ketua Pusat Hak Asasi Muslim Indonesia (Pushami), Muhammad Hariyadi Nasution menyayangkan kejadian ampli berdarah di Bekasi beberapa waktu lalu.
Ombat sapaan M. Hariyadi Nasution menegaskan bahwa masyarakat akhirnya belajar dari perilaku penguasa. Penguasa mengajarkan hukum tumpul ke atas, dan tajam hanya ke bawah hanya menyasar orang yang lemah.
“Ini sebetulnya sistem juga yang salah, masyarakat akhirnya belajar dari perilaku penguasa. Yang salah bisa jadi benar, orang yang belum tahu buktinya, belum tabayyun langsung menghakimi,” kata Ombat pada Panjimas.com, Senin (7/8/2017).
Ombat mencontohkan kasus Ahok beda penanganan dengan kasus Habib Rizieq. Seperti halnya kasus ini, menurut Ombat aparat seharusnya segera mengungkap siapa dalang aksi pembakaran.
“Aparat juga harus cepat memprosesnya. Nah tugasnya aparat kepolisisan ya harus tegas, cari itu siapa dalangnya. Jangan kalau cari teroris, cepat sedang kayak gini lambat. Biar tidak jadi preseden buruk,” tandasnya.
Untuk itu, Ombat berharap pelaku segera ditangkap. Demi rasa keadilan dan kemanusiaan, karena korban meninggalkan anak dan istri yang sedang hamil.
“Pelaku harus segera ditangkap, apa motifasinya. Kan harusnya ditanya dulu bener ndak ini maling ampli apa enggak. Ini tahu-tahu main bakar aja,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Muhammad Al-Zahra (30), warga Cikarang berprofesi sebagai tukang servis elektronik spesialis amplifier dan sound system. Pria yang sehari-hari akrab disapa Zoya ini meninggal dunia dengan cara mengenaskan di Desa Muara Bakti, Babelan, Bekasi.
Insiden maut berdarah itu terjadi pada Selasa sore (1/8/2017). Usai shalat asar di Mushalla Al-Hidayah Kampung Cabang Empat, Desa Hurip Jaya, Babelan, Bekasi, saat Zoya pulang menuju rumahnya di Cikarang membawa tiga buah ampli dan perangkat sound system. [beritaislam24h.info / pmc]