-->

HTI: Kita Dibunuh Dulu Baru Ditanya, Setelah itu Diberi Kesempatan Kosong

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen

HTI: Kita Dibunuh Dulu Baru Ditanya, Setelah itu Diberi Kesempatan Kosong

Berita Islam 24H - Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mempertanyakan penafsiran pemerintah tentang Pancasila. Dalam sebuah diskusi, pihak HTI bahkan menyinggung PKI di masa pemerintahan Soekarno.

"Siapa sesungguhnya pihak yang berwenang menafsirkan Pancasila? Dulu masih ingat Pancasila ini disebut ideologi terbuka. Kalau betul (terbuka), maka siapa saja bisa menafsirkan Pancasila. Tapi baiklah kalau penafsir yang paling tepat adalah pemerintah," kata Juru Bicara HTI, Ismail Yusanto dalam acara diskusi, Minggu (23/7).

"Maka persoalannya kemudian adalah siapa yang bisa menguji tafsir yang dibuat pemerintah pasti benar?" lanjutnya.

Menurut Ismail, Soekarno yang menjadi penggagas Pancasila tidak menerapkan Pancasila itu sendiri di masa pemerintahannya.

"Karena sejarah kita itu adalah sejarah klaim terhadap Pancasila. Siapa yang berani mengatakan kalau Soekarno dengan Orde Lamanya itu tidak pancasilais? Saya kira tidak ada yang berani. Tetapi lihatlah sepanjang Orde Lama itu. Sepanjang Orde Lama, PKI itu hidup bahkan berdampingan dan diblended oleh Bung Karno menjadi Nasakom," tuturnya.

"Tiba Orde Baru dan dia menyatakan bahwa tidak seperti itu. Orde Baru mengatakan bahwa orde ini lahir untuk mengoreksi Orde Lama yang tidak melaksanakan Pancasila. Setelah 32 tahun dengan jargonnya melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen, tiba pula ujungnya tumbang oleh reformasi. Dan apa yang dikatakan oleh gerakan reformasi? Bahwa Orde Baru telah menyimpangkan Pancasila," ujarnya.

Ismail menerima dengan lapang dada keputusan pemerintah kepada HTI. Dia mengaku kecewa karena pemerintah tidak memberikan kesempatan kepada pihaknya untuk menjelaskan.

"Apakah benar tafsir yang dibuat oleh reformasi, khususnya Rezim Jokowi ini saya kira waktu pula yang akan mengatakan pada kita bagaimana nanti akhirnya. Nggak apa-apa mereka menuduh (HTI) seperti itu (anti Pancasila), cuma berikanlah kepada yang dituduh itu menjelaskan. Saya kira bukan diundang di sini karena sudah selesai. Kami sudah dibunuh. Setelah dibunuh baru ditanya, baru dikasih kesempatan ngomong," ujar Ismail. [beritaislam24h.info / jnc]


Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close