"Ini merupakan pencapaian yang luar biasa pihak kepolisian dan BNN (Badan Narkotika Nasional) yang telah menangkap pelaku dan menyita satu ton sabu. Ini terbesar dalam sejarah penindakan narkoba di Indonesia, saya sangat mengapresiasi," puji Sekretaris Fraksi Demokrat Didik Mukrianto di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (13/7).
Bagi ketua umum Karang Taruna itu, keberhasilan tersebut merupakan kado dari aparat penegak hukum dalam memperingati puncak Hari Anti Narkotika Internasional. Didik mengaku tidak dapat membayangkan jika sabu sebanyak itu tidak terungkap. Tentunya akan sangat banyak generasi muda yang menjadi korban.
"Peredaran sabu tersebut ancaman yang sangat serius. Dengan penggagalan ini, jutaan masyarakat Indonesia telah terselamatkan dari ancaman narkoba. Hukuman mati layak bagi para penyelundup tersebut. Saya juga berharap BNN dapat bekerja sama dengan aparat hukum negara lain untuk membongkar jaringan besar tersebut," pintanya.
Didik pun berharap, polisi dan BNN tidak cepat puas dengan keberhasilan yang diraih. Sebab, penyelundupan dan pengedaran narkoba masih sangat marak di Indonesia. Polisi dan BNN harus terus meningkatkan kinerja agar para bandar dan mafia yang ada bisa ditindak.
"Ini memang capaian besar. Namun, di sisi lain, tentu ini harus menjadi keprihatinan dan evaluasi bagi pihak kepolisian bahwa masih begitu marak ancaman buat generasi bangsa. Tugas berat bagi kepolisian ke depan adalah terus memerangi kartel-kartel narkoba," jelasnya.
Agar perang melawan narkoba lebih efektif, Didik menyarankan aparat dapat melibatkan semua masyarakat dan akar rumput. Sebagai anggota DPR dan ketua umum Karang Taruna, dirinya juga siap membantu dalam pemberantasan narkoba.
"Melibatkan seluruh warga dalam berperang melawan narkoba sampai ke akar rumput adalah cara yang efektif," tandasnya. Sumber: Rmol
