KabarViral - Nasi goreng bukan sekedar jenis makanan, namun bisa menjadi media berdiplomasi atau lobi politik. Hidangan tersebut disajikan saat pertemuan ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto di Cikeas, Jabar, Kamis (27/7/2017) malam.
Dua unit gerobak nasi goreng 'Jatim Ngawi' disiapkan di halaman rumah SBY. Hidangan tersebut sukses menghangatkan suasana pertemuan kedua pimpinan partai itu sebelum melangsungkan pertemuan tertutup.
Tak hanya SBY dan Prabowo, nasi goreng juga disajikan untuk Waketum Gerindra Fadli Zon, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Sekjen PD Hinca Panjaitan dan Waketum PD Syarief Hasan. Mereka duduk dalam satu meja dan berbincang hangat serta saling melontarkan tawa.
Nasi goreng yang disajikan dengan harga cukup ekonomis yaitu Rp 12 ribu. Sang pedagang menyiapkan 80 porsi nasi goreng saat pertemuan. "Harganya Rp 12.000," ujar pedagang nasgor, Sri Hartini.
SBY memilih nasi goreng dengan rasa pedas, sedangkan Prabowo sedikit rasa pedas atau sedang. Seusai pertemuan tertutup, Prabowo memuji nasi goreng yang dihidangkan. Agaknya tak cuma rasa nasi goreng saja, tapi ada pula kritikan 'pedas' yang terlontar usai pertemuan mereka.
"Power must not go unchecked. Artinya kami harus memastikan bahwa penggunaan kekuasaan oleh para pemegang kekuasaan tidak melampaui batas, sehingga tidak masuk apa yang disebut abuse of power. Banyak pelajaran di negara ini, manakala penggunaan kekuasaan melampaui batasnya masuk wilayah abuse of power, maka rakyat menggunakan koreksinya sebagai bentuk koreksi kepada negara," kata SBY.
SBY yang mengaku 'berpuasa' politik selama 6 bulan terakhir itu juga berkata dirinya tetap memantau situasi di Indonesia. Dia berpesan agar pemangku kebijakan dapat menggunakan kekuasaan dengan amanah.
Setelah itu giliran Prabowo yang menyampaikan pandangannya. Prabowo menyampaikan soal presidential threshold 20% yang menurutnya lelucon politik.
"Presidential threshold 20 persen lelucon politik yang menipu rakyat Indonesia, saya tak mau terlibat," kata Prabowo.
Tapi selain kritikan yang cukup pedas itu, Prabowo juga sempat berkelakar. Ia mengaku bahwa nasi goreng adalah makanan kesukaannya yang diungkap oleh SBY lewat 'kerja intelijen'.
"Intelijen Pak SBY masih kuat, bisa tahu kelemahan Pak Prabowo di nasi goreng. Asal dikasih nasi goreng pasti setuju saja," ungkap Prabowo dengan canda.
Berkat nasi goreng itulah SBY dan Prabowo sepakat menjalin kerja sama. Mereka sepakat bekerja sama tanpa harus membentuk koalisi.
"Meskipun tidak dalam bentuk koalisi karena kita kenal Koalisi Indonesia Hebat (KIH), Koalisi Merah Putih (KMP) pun sudah mengalami pergeseran dan perubahan fundamental. Karena itu kami memilih tidak perlu membentuk koalisi, yang penting kita meningkatkan komunikasi dan kerja sama," kata SBY.
Ketum PD SBY dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto menggelar pertemuan di Cikeas. Seperti apa kesepakatannya?
"Sejumlah hal kami bahas dan diskusikan dalam pertemuan pada malam hari ini antara pemimpin Gerindra dan Partai Demokrat, yang jelas kami bersepakat untuk terus akan mengawal negara ini. Mengawal perjalanan bangsa Indonesia dalam kapasitas kami dari posisi kami, agar negara ini perjalanan bangsa ini mengarah kepada arah yang benar. Sehingga apa yang dilakukan oleh negara benar-benar untuk kepentingan rakyat," kata SBY dalam konferensi pers di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Kamis (27/7/2017).
Pengawalan seperti apa? SBY menjelaskan salah satu cara pengawalannya adalah apabila yang dilakukan negara sudah tepat sesuai kepentingan rakyat maka akan didukung. Dan sebaliknya jika pemerintah tidak tepat dan menciderai rakyat, maka akan dikritisi, dikoreksi dan ditolak.
"Gamblang, tegas, terang benderang, itu sikap kami," kata SBY.
-kabarviral/detik