Media AS dan Turki hari Kamis (23/7) melaporkan bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan telah setuju untuk mengizinkan pesawat-pesawat tempur AS menggunakan Pangkalan Udara Incirlik di Turki untuk melancarkan serangan terhadap militan ISIS di Suriah, meskipun Washington menolak membahas secara terbuka rincian kerjasama baru antara kedua negara itu.
Laporan itu, oleh harian Turki Hurriyet serta The Wall Street Journal dan The New York Times di AS, mengatakan perjanjian itu difinalisasi selama percakapan telepon Rabu antara Erdogan dan Presiden AS Barack Obama.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan tidak dapat menjawab pertanyaan langsung mengenai Incirlik karena “kekhawatiran keamanan operasional.”
Tetapi Gedung Putih mengatakan dalam pernyataan bahwa kedua pemimpin itu berjanji untuk memperdalam perlawanan kedua negara terhadap militan ISIS, untuk meningkatkan berbagai upaya “untuk membawa keamanan dan stabilitas ke Irak dan penyelesaian politik atas konflik di Suriah.”
Pernyataan Gedung Putih itu tidak menggunakan penggunaan Incirlik, tetapi mengatakan Obama dan Erdogan “membahas berbagai upaya untuk meningkatkan kerja sama untuk meredam arus para pejuang asing ke ISIS dan mengamankan perbatasan Turki dengan Suriah.”
Militer AS itu sejak lama telah beroperasi di pangkalan Incirlik tetapi Turki menghalangi penggunaannya untuk menyerang ISIS.
Pangkalan udara itu terletak sekitar 400 kilometer dari Raqqa, kubu kuat ISIS di Suriah, dan akan memperpendek jarak pemboman dari 1,900 kilometer yang selama ini dilancarkan AS dari Irak ke Suriah.