Jadi, ceritanya Paris dibom, eh? Terus kenapa? Kita harus berduka dan ikut mengecam tindakan pemboman itu?
Saya memang tidak sepakat sama sekali dengan penyerangan terhadap orang-orang sipil dan fasilitas publik, apalagi bukan dalam kondisi perang. Islam jelas-jelas mengharamkan merusak fasilitas publik, apalagi membunuh orang-orang yang tidak salah apa-apa. Bahkan di kondisi perang sekalipun, Islam mengatur etika-etika jihad dengan luar biasa, aturan yang sama sekali tidak ada dalam peradaban lain di era kapanpun sepanjang sejarah planet Bumi. Islam adalah satu-satunya mabda’ yang paling beretika dalam perkara perang.
Walau begitu, jika menilik bahwa dunia Barat, yang ramai-ramai mengecam pemboman Paris (yang lagi-lagi, sangat banyak kejanggalan yang tentunya merupakan bagian dari skenario) adalah pelaku utama genosida massal terhadap dunia Islam, utamanya di Timur Tengah, saya tidak mau buang-buang waktu berduka untuk Paris.
Ya, mereka memang dibom. Lebih dari 100 orang meninggal, dan ratusan lainnya luka-luka. Tapi, ayolah, itu pemandangan sehari-hari di Palestina, Suriah, Irak, Afganistan! Tiap hari umat Islam dibom, ditembaki, rumahnya dihancurkan, di tanah mereka sendiri, oleh agresor dari tanah Kaukasia, oleh dunia Barat! Pertanyaan: Adakah yang berduka dan mengecam tindakan dunia Barat terhadap umat Islam selama puluhan tahun itu?
George W. Bush, mantan presiden Amerika Serikat, bertanggungjawab atas invasi ke Irak dan Afganistan atas isu perang melawan terorisme. Lebih dari satu juta orang menjadi kotban dari invasi itu, belum menghitung kerusakan materiil yang luar biasa. Belakangan, diketahui bahwa tujuan invasi Bush hanyalah demi alasan mencuri minyak di Irak, sementara isu terorismenya sama sekali tidak terbukti! Lalu, bagaimana nasib Bush? Santai-santai saja. Mahkamah Internasional tidak menindaknya. PBB diam. Dunia tidak mengecamnya. Tidak ada seruan dari media bahwa Amerika Serikat adalah teroris, atau Bush adalah Komandan Salib ekstremis. Sepi, blas.
Tony Blair, mantan Perdana Menteri Inggris Raya, baru-baru ini mengakui bahwa tindakan Inggris Raya menyerang Irak—yang korbannya jutaan orang—adalah ‘kesalahan besar’ dan meminta maaf untuk itu—bahkan permintaan maafnya pun terdengar setengah hati. Lalu, adakah kecaman terhadap Blair? Terhadap Inggris Raya? Nothing. Blair masih bisa hidup santai tanpa dikejar-kejar Interpol atau dihantui media massa yang membuatnya bunuh diri. Tidak ada seruan dari media bahwa Inggris Raya adalah teroris, atau Blair adalah Komandan Salib Ekstremis. Sepi.
Hal yang sama berlaku untuk Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, dan Vladimir Putin, presiden Rusia. Dua psikopat perang haus darah yang jelas-jelas sudah melakukan tindakan terorisme global selayaknya Bush dan Blair, dan tidak ada kecaman sama sekali terhadap mereka. Dunia sama sekali tidak berduka untuk Irak, Afganistan, Suriah, dan Palestina.
Sementara, pemboman yang mengakibatkan korban ‘cuma’ 100an orang di Paris, dunia ramai-ramai berduka dan media ramai-ramai mengecam muslim yang dituduh sebagai pelakunya. Tidak cuma itu, dunia Barat juga akan menuntut 1,6 milyar muslim di planet Bumi ini untuk minta maaf, yang mana 99.999999% sama sekali tidak tahu menahu soal ini dan belum tentu sepakat dengan tindakan itu. Mereka akan menuntut permintaan maaf dari seluruh muslim selama bertahun-tahun, sembari ramai-ramai menyerukan ‘moderatisasi Islam’, ‘deradikalisasi Islam’, menyuruh muslim untuk melakukan asimilasi dengan budaya Barat, sampai dalam taraf ekstrem ‘Runtuhkan semua masjid!’.
Betapa peradaban yang kita tinggali ini adalah peradaban sampah nan terbelakang.
Kecaman dan pemberitaan media yang over bombastis terhadap pelaku Bom Paris (yang tentu kita tahu persis siapa yang dituduh), dan di sisi lain melupakan tindakan terorisme global, genosida massal yang mereka lakukan terhadap dunia Islam, menunjukkan bahwa dunia Barat dan medianya adalah sampah-sampah peradaban paling bermuka dua, tidak tahu diri dan tidak tahu malu yang pernah ada dalam sejarah spesies manusia di planet Bumi.
Muslim tidak usah bersikap defensif-apologetik menanggapi peristiwa ini. Tidak perlu ikut-ikutan mengecam ala kerumunan bebek. Sebaliknya, buka mata soal hipokrisi tingkat tinggi dunia Barat, sang pemimpin peradaban sampah Kapitalisme. Buka mata bahwa Bom Paris ini penuh bau busuk konspirasi mereka untuk makin menjatuhkan Islam dan kaum muslimin ke titik nadir peradaban. Usaha yang tidak akan berhasil, Insya Allah.
Semoga Allah melindungi umat Islam di seluruh dunia, dan semoga Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah yang sebenarnya (bukan Khilafah abal-abal ISIS) segera tegak, sebagai institusi pelindung umat Islam yang hakiki.
(Andhika Dwijayanto; Penulis Gaulfresh, novelis)