SIDANG Isbat untuk menentukan awal bulan Ramadhan 1436 H di kantor Kemenag, Selasa (16/6) kemarin, berlangsung tertutup. Dibanding tahun sebelumnya, sidang yang dihadiri oleh Menteri Agama, pimpinan ormas islam, ahli astronomi dan ilmu falak serta perwakilan negara sahabat, terbilang sidang isbat tercepat.
“Alhamdulillah, rapat sidang isbat penetapan awal Ramadhan 1436 H berjalan lancar, bahkan tercepat. Ke depan, pendekatan dan penyatuan ini akan terus diupayakan,” kata Din Syamsudin yang hadir dalam Sidang Isbat dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sebelum Kementerian Agama dipimpin oleh Suryadharma Ali, Muhammadiyah selalu hadir dalam sidang isbat. Tercatat, sejak Kementerian Agama dipimpin oleh Suryadharma Ali, Muhammadiyah dengan alasan tertentu melewatkan kesempatan menghadiri sidang isbat penentuan awal puasa dan hari raya Idul Fitri. Setelah absen selama tiga tahun, Muhammadiyah yang diwakili oleh Yunahar Ilyas hadir dalam penentuan awal Ramadhan 1436 H.
Absennya Muhammadiyah dari beberapa kali sidang isbat sebelumnya bukan tanpa alasan. Terbetik kabar, Muhammadiyah mencium adanya politisasi di tubuh Kementerian Agama yang dipimpin oleh Suryadharma Ali ketika itu.
Semenjak Menteri Agama diganti dan dijabat Lukman Hakim Saifuddin, Muhammadiyah kembali mengikuti sidang isbat. Namun kali ini diiringi dengan beberapa syarat. “Sejak Pak Lukman Hakim jadi menteri, beliau datang ke PP Muhammadiyah, lalu menyampaikan dengan syarat-syarat begini maka Muhammadiyah ikut lagi sejak tahun lalu,” kata Din.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersyukur karena sidang isbat penetapan awal puasa atau 1 Ramadhan 1436 Hijriah berjalan lancar tanpa perdebatan keras. Ia berharap kesamaan awal puasa pada tahun ini dapat terwujud juga di tahun-tahun berikutnya.
Lukman mengatakan, dalam sidang isbat tersebut, seluruh peserta sidang menyepakati awal puasa dimulai pada Kamis lusa (18/6/2015). Kesepakatan itu tercapai setelah mendengar paparan pakar ilmu astronomi dan mendengar laporan petugas rukyat yang bertugas melihat hilal di 36 titik di seluruh Indonesia.
“Dengan hasil ini mudah-mudahan (puasa) umat Islam bisa dilakukan serentak. Ini juga cerminan kebersamaan umat Islam bisa terus dibangun dari waktu ke waktu sehingga seluruh persoalan bisa disikapi bersama,” kata Lukman di Gedung Kementerian Agama, Jakarta Pusat. [Desastian/Islampos]
islampos mobile :
Redaktur: Fatmah Hasan
from Islampos
from
via Pusat Media Islam