-->

Sarana Transportasi Ummat Bukan Sekedar Perkara Untung-Rugi

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen
Oleh: Marvha Mirandha
(Aktivis Mahasiswa)
Mediaoposisi.com-Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyebut, JalanTol Layang Jakarta-Cikampek II tidak efektif dalam mengurai kemacetan saat akhir pekan, terutama masa libur panjang. YLKI mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi manajemen lalu lintas demi mengantisipasi kemacetan yang lebih parah. kemacetan tersebut terpaksa arus lalu lintas menuju tol layang ditutup sementara. 

"Prediksi saya terbukti. Ini artinya Tol Layang Jakarta-Cikampek dibangun tidak mempertimbangkan berbagai kemungkinan, termasuk jika ada kendaraan mogok," kata Tulus dalam keterangannya, Kamis (22/12).(Republikaco.id)

Tak ayal pembangunan jalan tol yang dimaksudkan demi mempermudah rakyat dalam bertransportasi tak dapat begitu saja terpenuhi; hal ini terjadi karena kurangnya perhitungan dalam menghadapi situasi tertentu seperti halnya jika ada kendaraan mogok dan lain sebagainya. Selain kemacetan; hal yang lebih mengejutkan adalah terjadinya kecelakaan beruntun di jalan tol yang notabenya baru sebulan rampung diselesaikan.

Kecelakaan beruntun terjadi di Tol Jakarta-Cikampek (Japek) IIElevated pada Minggu (22/12/2019). Belum jelas kronologi terjadinya kecelakaan tersebut, namun informasi yang beredar insiden itu berlangsung di KM 27 Tol Layang Japek. Namun pihak Jasa Marga membenarkan adanya kecelakaan tersebut. Corporate Communication Department Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk Faiza Riani mengatakan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 9.00 WIB.(cnbIndonesia.com)

Namun sungguh, ini berbanding terbalik dengan yang dinyatakan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, bahwa hadirnya Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek) bukan produk gagal.Menhub menilai baik apabila Tol Japek layang menjadi pilihan masyarakat yang akhirnya beramai-ramai untuk mencoba jalur baru tersebut. “Japek saya pikir sejauh ini baik. Kalaupun kemarin terjadi suatu lonjakan karena memang euforia atau ekspektasi orang untuk menggunakan itu tinggi sekali,” katanya.

Hal yang tak kalah mengejutkan adalah karna kurangnya perhitungan dalam pembuatan jalan tol terlebih ketika terjadi "event special" seperti libur panjang, libur tahun baru dan idul fitri luput dari perhitungan yang semestinya. Sehingga ketika terjadi kecelakaan dan jatuh korban maka wajar jika kritik muncul demi perbenahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja karna jalan tol merupakan sarana yang akan digunakan terus menerus oleh masyarakat, sehingga butuh perhatian kusus dan matang demi menghindari jatunya korban.

Kecelakaan memanglah bukan suatu hal yang diharapkan terjadi oleh pihak manapun; namun tentu saja harus ada upaya yang signifikan dan sedemikian rupa dalam menanganinya, terlebih upaya pencegahan yang harus senantiasa diupayakan. Salah satu contoh yang dapat kita jadikan ibrah adalah penanganan masalah transportasi dalam sistem islam. 
Islam tidak pernah menggunakan prinsip untung-rugi dalam mengurus kebutuhan rakyatnya Islam setidaknya memiliki tiga prinsip utama: pertama, pembangunan infrastruktur adalah tanggung jawab negara yang tidak boleh diberikan kepada asing ataupun swasta begitu saja, hal ini karena tanggung jawab negara adalah meriayyah rakyat secara seutuhnya; maka keselamatan dalam bertransportasi dan sarana yang aman merupakan tanggung jawab yang harus dipenuhi.

Kedua, prinsip bahwa perencanaan wilayah yang baik akan mengurangi kebutuhan transportasi.   Ketiga; negara membangun infrastruktur publik dengan standar teknologi terakhir yang dimiliki.  Teknologi yang ada termasuk teknologi navigasi, telekomunikasi, fisik jalan hingga alat transportasinya itu sendiri.

Upaya diatas dilakukan demi mewujudkan fungsi riayyah (kepengurusan) sang khalifah terhadap ummat sebagai bentuk tanggung jawabnya dalam memenuhi kewajibannya dalam menjamin keamanan ummat; terutama kewajibannya untuk memenuhi tanggung jawabnya kepada Sang Maha Pencipta.
Kisah yang sungguh menggugah hati salah satunya ditunjukkan oleh khalifah Umar bin Khattab. Umar bin Khattab pernah berkata bahwa jikalau ada kondisi jalan di daerah Irak yang rusak karena penanganan pembangunan yang tidak tepat kemudian ada seekor keledai yang terperosok kedalamnya, maka ia (Umar) bertanggung jawab karenanya.

Kala itu ketika seekor keledai saja dapat membuat khawatir sang khalifah apalagi jika yang terjatuh dan menjadi korban adalah rakyatnya (manusia) tentu hal ini akan menjadi perhatian yang lebih khusus. So, bukankah kita merindukan saat saat gemilang itu kembali. [MO/dp]

Wallahu 'alam bis showwab



Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close