Oleh : Ibnu Anwar As-samilly
(Aktivis Dakwah)
Mediaoposisi.com- Rasulullah Shollallahi alaihi wa sallam menjadi seorang teladan terbaik, seorang pembawa risalah yang agung. seorang pejuang revolusioner yang di bimbing langsung oleh wahyu dari allah Ta'ala.
Fisik, harta, waktu bahagia beliau investasikan, rela beliau korbankan dalam perjuangan meninggikan agama tauhid (dinul islam) agar dijadikan pandangan hidup oleh ummat.
Dengan itu diharapkan ummat memiliki Mafahim (Pemahaman), Maqoyis (Perasaan) serta Qonaat (Peraturan) yang sama sebagai indikator kemajuan peradaban sebuah komunitas.
Belasan tahun, beliau lalui dengan perjuangan yang penuh tantangan dan pertentangan dari orang-orang Quraisy kala itu, pada akhirnya Nasrullah/pertolongan Allah menghampiri beliau.
Sebagaimana yang telah di alami oleh ulama dan para mujahid sebelum kita, syeikh Ahmad Yasin (aktivis ihwanul muslimin). Seorang tokoh yang tua renta, lumpuh badan lagi buta matanya akibat penyiksaan zionis israel dan kaum kolonial barat La'natullah Alihi.
kondisi fisik yang terbelakang tidak menjadi alasan baginya, tidak menjadikanya kemudian berhenti dan pensiun dari podium perlawanan.
Ditemani kursi roda, syeikh Ahmad Yasin tetap berjuang melawan pendudukan israel lewat orasi-orasi beliau yang hebat, serta dengan argumentasi uang tajam.
Sehingga dengan itu mengokohkan ghiroh perlawan para mujahid muda, mereka tidak takut akan ancaman, bahaya dan kematian tidak menggentarkan kaki mereka. karna syahid yang mereka cari.
Inilah keteguhan perjuangan yang semestinya terefleksi dalam diri setiap orang yang mengatakan dirinya seorang Hamlud dakwah, yang memiliki visi perjuangan mulia, mengembalikan atau melanjutkan kembali kehidupan islam.
Berittiba' pada sang Revolusioner sejati (Nabi Saw) dalam thoriqoh perjuangannya, mencontoh para pejuang terdahulu dalam semangat perjuangan berdarah. Perjuangan tanpa henti.
