Oleh : Nasrudin Joha
Mediaoposisi.com-Ma'ruf Amin pada satu kampanye di Pondok Pesantren Mlangi, Sleman, Yogyakarta mengajak ribuan santri melawan khilafah dan hoaks.
Ma'ruf menekankan dirinya mau mendampingi calon presiden Joko Widodo untuk maju dalam Pilpres 2019 dengan alasan didesak para ulama untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Ma'ruf juga menyinggung ideologi khilafah yang tidak mengikuti kesepakatan NKRI. "NKRI selesai. Jangan berikan toleransi kepada siapapun yang ingin mengubah NKRI," kata dia dalam istighosah deklarasi kiai-santri Daerah Istimewa Yogyakarta untuk kemenangan 01 di Ponpes Mlangi, Kamis, 28 Maret, 2019.
Pernyataan Ma'ruf yang mengajak melawan hoax & khilafah ini cacat nalar, disebabkan beberapa Alasan :
Pertama, memposisikan dan menyepadankan hoax & khilafah sebagai sesuatu yang harus dilawan adalah penghinaan terhadap khilafah. Padahal, khilafah jelas ajaran Islam dan hukumnya wajib. Sedangkan hoax, adalah kedustaan yang diharamkan oleh syariah Islam.
Kedua, memposisikan khilafah sebagai lawan dalam kontestasi Pilpres juga tak nyambung. Lawan politik Jokowi - Ma'ruf itu pasangan capres cawapres Prabowo - Sandi. Pilpres adalah ajang untuk memilih Presiden dan wakil Presiden, bukan untuk memilih Pancasila atau khilafah. Lantas kenapa Ma'ruf menyeru melawan khilafah ? Kenapa tidak lawan Prabowo saja yang jelas rival politik Jokowi dalam Pilpres ?
Ketiga, seruan Ma'ruf ini justru membenturkan santri yang notabene orang yang paham dan cinta Islam dengan ajaran Islam itu sendiri. Bagaimana mungkin, santri diminta melawan ajaran khilafah yang menurut syariat Islam wajib ?
Tidak saja membenturkan, tetapi seruan ini justru mengajak santri maksiat dan masuk neraka. Sebab, jelas melawan kewajiban yang Allah SWT fardukan adalah maksiat yang sangat tercela.
Keempat, pernyataan Ma'ruf ini juga mengandung tudingan kepada lawan politik, secara subtantif pernyataan ini mengajak santri melawan Prabowo tetapi menggunakan sarana fitnah terhadap ajaran Islam khilafah.
Kelima, Ma'ruf telah membelah elemen anak bangsa menjadi pro atau anti khilafah. Menjadi pembela Pancasila atau pembela khilafah. Pilpres yang awalnya diakadkan menjadi ajang pesta rakyat, perayaan kegembiraan, menjadi ajang saling tuding, tebar fitnah dan teror ditengah masyarakat.
Kalau mau jujur melawan hoax, hoax yang mana ? Hoax mobil SMK yang diedarkan Ma'ruf ? Hoax 50 juta bantuan bencana yang diedarkan Jokowi ? Hoax 66 janji kampanye Jokowi ?
Ma'ruf sudah kebangetan, seperti tak tersisa keilmuan dan keulamaannya. Hanya demi jabatan dan kekuasaan, Ma'ruf rela mendeklarasikan 'perang' terhadap ajaran Islam. Saya khawatir, azab Allah SWT disegerakan.
Beberapa penentang Ajaran Islam khilafah telah menuai hasil jerih payah dan pekerjaannya. Rommy masuk penjara, Novanto masuk penjara, Idrus masuk penjara. Apakah Ma'ruf juga akan masuk penjara ? Semoga saja tidak, semoga masih sempat bertaubat diujung usia yang sudah menua lagi renta. []