Oleh : Vega Rahmatika Fahra
(Korda Muslimah KARIM Padang)
Mediaoposisi.com-Banyak orang yang tidak menyadari bahwa pada tanggal 3 Maret telah terjadi peristiwa tragis yang menimpa umat , tepatnya peristiwa tersebut terjadi pada Tahun 1924.
Pada tanggal 3 Maret 1924 adalah hari dimana runtuhnya negara adidaya. Dimana Mustafa Kamal Attaturk menusukkan belati beracun ke tubuh khilafah, dan Inggris adalah pihak yang menyediakan belati, racun, dan mengatur momen penikaman tersebut. Akibat tikaman itu darah umat masih menetes dan racunnya masih mengalir keseluruh jaringan pembuluh darah umat sampai sekarang, itu berarti sudah 95 Tahun umat berada dalam keterpurukan.
Penyebab Kemunduran
Khilafah runtuh bukan karena persoalan syariah Islam dan ajaran khilafah itu sendiri, karena Syariah Islam tetap relevan dan mampu mengantisipasi berbagai persoalan yang berkembang.
Ada dua hal yang menyebabkan kemunduran kekhilafahan sampai akhirnya runtuh dan tenggelam :
1. Persoalan Internal, karena adanya kelemahan yang kronis ditengah umat dalam memahami Islam serta adanya pemisahan antara studi Islam dan aplikasinya dalam kehidupan.
2. Persoalan Eksternal, yaitu datangnya serangan militer bertubi-tubi dari pasukan Salib maupun Kekaisaran Mongol. Barat, yang mengalami kegagalan dalam operasi militer terhadap Daulah Islamiyah, kemudian mengubah taktiknya menjadi perang pemikiran (ghazwah al-fikri) dan kebudayaan (ghazwah ats-tsaqafi).
Taktik non-militer inilah yang kemudian berhasil mempercepat kemerosotan umat Islam dan kehancuran Khilafah Islamiyah. Ini bertepatan dengan makin merosotnya pemikiran dan pemahaman umat terhadap agamanya sendiri. Seperti berdirinya dua jenis peradilan ; peradilan syariah dan peradilan sipil.
Infeksi akibat belati racun pemikiran Barat terhadap tubuh umat makin menjadi-jadi. Sekolah-sekolah Nasrani berdiri atas izin wali (gubernur) setempat dan paham feminisme makin merebak, dimana-mana muncul sentimen anti-Turki, sedangkan dijantung daulah berkembang sentimen anti-Arab. Lalu Inggris berhasil menggunting wilayah kekuasaan Khilafah hingga terlepaslah sejumlah wilayah seperti dikawasan Hijaz.
Kemudian Inggris mensponsori pemberontakan tergadap berbagai wilayah Daulah Khilafah, termasuk memperalat kaum Wahabi yang bekerjasama dengan kerajaan Saudi untuk menggerus kekuasaan Khilafah Islamiyah.
Terakhir Inggris menikam belati racunnya ke pusat Khilafah Ustmaniyah lewat makar yang dipimpin oleh Mustafa Kamal Attaturk. Lemahnya kekuatan Khalifah, buruknya pemahaman umat terhadap Islam menjadi penyebab leluasanya Inggris dan Mustafa Kamal Attaturk menghancurkan Khilafah Islamiyah.
Stategi Politik Barat
Hari ini, ketakutan Barat terhadap kebangkitan Islam Ideologis tak jua surut, tapi malah semakin menjadi. Manuver politik untuk menjegal kebangkitan Islam pun semakin gencar. Hanya aktor utamanya saja yang berganti. Bila pada masa kemorosotan Khilafah Islamiyah ada Inggris yang menjadi aktor utama, kini ada Amerika Serikat yang mengambil alih posisi sentral tersebut bersama dengan negara Barat lainnya seperti Australia, Prancis, Jerman, dan Cina.
Ada sejumlah strategi politik yang dirancang Barat untuk menghentikan laju dakwah penegakan Khilafah Islamiyah :
Menjajah Negeri-Negeri kaum Muslim
Beberapa negeri muslim masih berada dalam kontrol politik bahkan militer Barat, seperti Palestina, Uyghur, Yaman, dll.
Pengawasan ini bukan hanya sekedar berupa pengendalian, tetapi juga intervensi politik dan militer.
Mengokohkan Paham Nasionalisme
Pasca pembubaran Khilafah Islamiyah oleh Inggris, negeri-negeri Muslim terpecah-belah menjadi kepingan yang kecil-kecil. Amat penting bagi Barat untuk melanggengkan kondisi ini dengan cara menanamkan paham nadionalisme secara terus menerus. Sehingga umat melupakan akar akidah dan akar sejarah bahwa umat Islam adalah umat yang satu, terikat dalam ikatan ideologis Islamiyah. Dan semangat untuk menegakkan Khilafah akan terhambat dengan teori dan paham sempit nasionalisme.
Memberikan pemahaman kepada penguasa Muslim untuk menganut paham sekulerisme dan sistem pemerintahan demokrasi atau monarki.
Barat selalu memastikan para penguasa muslim memberlakukan sistem demokrasi atau monarki.
Dikawasan Timur Tengah yang kuat dinasti politiknya Barat membiarkan praktik politik dan pemerintahan monarki seperti di Arab Saudi , Kuwait, Qatar,dsb.
Namun di wilayah lain Barat mendorong terbentuknya pemerintahan demokrasi seperti Turki, Malaysia, Indonesia,dsb.
Membuat klasifikasi kelompok Islam, kemudian membuat umat sesama Islam saling bertikai.
Menciptakan berbagai ketergantungan kepada Barat, baik dalam bidang politik, ekonomi juga militer.
Dengan wajah manis Barat menyodorkan aneka bantuan dan pinjaman kepada negri-negri Muslim, namun bantuan dan pinjaman itu bukanlah ‘makan siang gratis'. Barat memiliki agenda kepentingan baik mereka tampakkan secara terbuka maupun tersembunyi.
Menciptakan Monsterisasi khilafah
Dulu melalui para orientalis, Barat melakukan manipulasi sejarah dan menciptakan gambaran buruk tentang Kekhilafahan. Para khalifah digambarkan sebagai orang licik, gemar mengumpulkan gundik, dsb. Pasukan Islam juga digambarkan buruk perangai barbar.
Sekarang monsterisai itu mendapatkan momentum baru melalui Negara Islam versi ISIS, Radikal dan teroris.
Keadaan ini menjadi salah satu opini buruk bagi dakwah penegakkan syariah Islam dan Khilafah.
Kemenangan itu Nyata
Banyaknya stategi dan upaya makar terus menerus akan dilancarkan Barat dan para pengikutnya. Sebagian dari umat juga telah tergadai dan menggadaikan keislamannya untuk tunduk kepada Barat. Bahkan berada di garda terdepan dalam menghalangi laju dakwah penegakkan syariah dan khilafah.
Namun kemenagan itu nyata adanya Allah jualah satu-satunya Zat yang akan melibas makar-makar keji Barat. Selama kaum muslim istiqomah dalam Din mereka, teguh dalam mendakwahkan Islam, maka Allah akan memberikan kemenangan demi kemenangan hingga khilafah tegak seperti yang telah Allah dan Rasul janjikan.
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya walau orang-orang kafir membencinya” (Qs Ash-Shaff : 8)
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai (Islam). Dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur; 24:55).[MO/sr]