Oleh : Nasrudin Joha
Mediaoposisi.com-Jokowi perlu diberi bekal, agar tidak gagap, tidak menoleh pada contekan, tidak salah mengungkap diksi dan narasi. Bekal itu, adalah bahwa Jokowi harus tahu bahwa segenap bangsa Indonesia, seluruh tumpah darah Indonesia, mengetahui dengan pasti legcy politik apa yang telah ditorehkan Jokowi.
Jika Anda belum tahu, prestasi apa yang telah mampu membuat Jokowi bertengger dan terkenal di jagat sosmed, baiklah akan saya sebutkan sebagian kecil saja yang masih bisa dikutip, yakni :
Pertama, Jokowi itu represif, zalim, tiran. Siapa korbannya ? Hitung ya. Satu : Habibana Muhammad Rizq Syihab. Sampai hari ini, beliau terpaksa jauh dari kampung halaman, jauh dari kaumnya, terpaksa memendam rindu untuk berkhalwat bersama dalam doa dan tbligh Akbar, menyibukkan diri dalam dakwah di negeri ini.
Beliau terusir karena sebuah tuduhan, ulah dari sebuah rezim yang tak ingin dakwah Islam yang tegas mengganggu singgasananya. Beliau dipersoalkan, untuk sesuatu yang musykil. Yang jelas, pilihan tidak berdiri disamping penguasa zalim adalah sebab utama kezaliman yang ditimpakan rezim. Andai beliau merapat ? Selesai sudah.
Dua, Ust Alfian Tanjung. Beliau dipersoalkan gara-gara kritis terkait PKI, partai yang jelas haram di negeri ini berdasarkan tap MPRS No. XXV/1966. Tapi aneh, yang bangga jadi anak PKI dilindungi. Yang kritis terhadap PKI, dipersekusi. Ini semua terjadi di era rezim Jokowi.
Tiga, Gus Nur. Ya, meminjam tangan oknum ormas Gus Nur dipersoalkan. Karena apa ? Karena ulama yang satu ini tidak kenal takut mengkritik rezim Jokowi.
Merasa tak berdaya memukul secara langsung, rezim pinjam tangan. Satu pertanda, rezim ini pengecut tak berani berhadapan langsung dengan Gus Nur. Gus Nur di jerat pasal pidana ITE, di tiga wilayah hukum Polri sekaligus.
Empat, Ahmad Dani. Secara Ahmad Dani berbeda dengan rezim. Punggawa Dewa 19 ini berani lantang melawan kekuasaan tiran.
Sama dengan Gus Nur, Ahmad Dani dipersoalkan dengan pidana ITE. Pasal pukat harimau pidana SARA, yang menurut Andi Hamzah tidak layak diterapkan, yang berubah menjadi alat efektif untuk berburu aktivis yang kontra rezim.
Dan masih banyak lagi.
Kedua, Jokowi anti Islam. Semua yang terkait dengan Islam dipersoalkan, bahkan simbol dan ajaran Islam di kriminalisasi. Bendera tauhid, dinistakan di Garut tetapi tidak dijerat dengan pasal pidana penodaan agama. Hanya dianggap mengganggu rapat terbuka yang pidananya hanya 2000 perak. Melecehkan.
Ajaran Islam khilafah juga dikriminalisasi. Dituding pemecah belah, Anti NKRI, bertentangan dengan sila persatuan Indonesia. Ormas yang mengusung khilafah ikut dikriminalisasi, dicabut SK BHP nya tanpa putusan pengadilan. Padahal, Parte kebo yang kadernya korupsi hingga 5,8 T tidak dianggap anti Pancasila.
Terakhir, ormas Islam HTI kasasinya ditolak, tepat sehari sebelum debat Pilpres tahap kedua. Peristiwa ini, menambah kental nuansa anti Islam rezim Jokowi.
Ketiga, Jokowi tukang bohong, ingkar dan khianat. Mengenai hal ini, cukuplah janji Jokowi berbusa tidak akan impor menjadi saksi kebohongan, ingkar dan khianat Jokowi.
Jika mau diulas tuntas, Anda akan capai memelototi layar empat persegi ini. Karena itu, saya sudahi saja.
Jadi, dengan bermodal tulisan ini Anda sudah cukup untuk memutuskan tidak memilih Jokowi. Cukup sudah, derita, nestapa dan kerusakan yang diproduksi Jokowi. Anda, wajib ikut menghentikannya dengan tidak memilih Jokowi. Jadi ini bukan artikel untuk modal Jokowi, tapi ini modal bagi umat agar tak salah memilih. [MO|ge]