Oleh : Ayu Mela Yulianti, SPt.
(Pemerhati Masalah Masyarakat)
Mediaoposisi.com-Dana BPJS yang dikabarkan mengalami defisit, ditenggarai akibat besar pasak dari pada tiang, besar pengeluaran dari pendapatan, besar biaya pembelian obat daripada dana yang terkumpul masuk dalam kas BPJS.
Berbagai upaya ditempuh, untuk mengurangi defisit dana, berupa permohonan pada pemerintah untuk mencairkan dana guna menutup sejumlah angka defisit yang terjadi, juga tak kalah kencangnya dengan menagih tunggakan iuran warga dari pintu kepintu. Selain juga meninjau ulang atau memilih-milih jenis penyakit dan obat yang bisa diklaim melalui BPJS, yang Entah bagaimana mekanisme kerjanya, yang pasti menagih iuran warga yang menunggak pembayaran dari pintu ke pintu-pintu pastilah mengeluarkan dana yang tidak sedikit pula untuk sekedar membekali uang makan dan minum pada petugas penagih.
Bagaimana tingkat efektifitas pemilihan jenis penyakit dan obat yang bisa diklaim melalui BPJS rasa-rasanya juga merupakan solusi yang sangat tidak praktis dan memungkinkan untuk menimbulkan blunder untuk lembaga itu sendiri. Namun itulah upaya yang dilakukan dan tengah dikaji untuk mengurangi defisit.
Kenyataan jika BPJS mengalami defisit dana, sebetulnya hal ini menunjukkan banyaknya klaim kesehatan terkait dengan banyaknya penyakit yang diderita warga masyarakat. Berimplikasi pada belanja obat yang cukup signifikan.
Artinya permasalahan yang menyebabkan BPJS mengalami defisit dana adalah karena banyaknya penyakit dan orang sakit. Selain mungkin juga manajemen keuangan yang kurang pas, semisal terlalu tinggi membayar gaji dan tunjangan pegawai. Walaupun bias jadi ini merupakan persoalan lain selain sebab utama yaitu banyaknya klaim kesehatan pada lembaga tersebut, akibat banyaknya sakit yang diderita warga masyarakat.
Jika sakit maka solusinya adalah sehat. Berupaya untuk menyehatkan warga masyarakat, ini adalah upaya yang paling logis untuk mencegah defisit pada lembaga pengelola penjaminan kesehatan warga masyarakat tersebut.
Akan tetapi, upaya menyehatkan warga masyarakat, bukanlah upaya yang mudah. Perlu kerjasama yang baik dengan semua pihak. Mengingat penyakit yang diderita sebagian besar masyarakat kita saat ini lahir dari gaya hidup, bukan semata-mata serangan kuman dan bakteri saja.
Maka perlulah untuk memperbaiki gaya hidup masyarakat, dengan gaya hidup yang sehat dan seimbang. Gaya hidup yang tidak melanggar fitrahnya seorang manusia, gaya hidup yang sesuai dengan fitrah naluri penciptaan manusia dan seterusnya berupa gaya hidup yang bersih dan sehat. Juga gaya hidup yang dapat menciptakan keseimbangan pemenuhan kebutuhan hidup. Kebutuhan yang bersifat lahiriah dan batiniah, kebutuhan yang bersifat materi dan spiritualitas.
Mau tidak mau, suka tidak suka, ternyata gaya hidup yang sehat dan seimbang hanya bisa ditemukan dalam sistem hidup yang menerapkan syariat Islam kaffah dalam bingkai khilafah oleh seorang Khalifah. Bukan sistem hidup sekuler kapitalis yang bersifat hedonis materialistis.
Lihat saja, berapa banyak manusia yang mengalami penyakit jantung, ginjal, diabetes, kanker, HIV-AIDS. Ini semua penyakit berat, memerlukan biaya yang sangat besar bagi proses pengobatannya. Hadirnya penyakit "mahal" ini, lebih banyak disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan tidak seimbang. Terlalu stres, salah pergaulan, mengkonsumsi makanan yang terlalu banyak bahan pengawet dan zat perasa dan lain sebagainya.
Hal ini semuanya diakibatkan oleh sistem hidup yang hanya mengagungkan nilai materi semata. Mengakibatkan manusia banyak berlomba-lomba untuk hanya sekedar mengejar dan mengumpulkan materi saja. Sehingga berakibat pada hilangnya keseimbangan hidup dan gaya hidup sehat.
Karenanya, untuk menyehatkan masyarakat, perlulah untuk memberangus semua sistem hidup yang hanya menyumbangkan sakit dan penyakit kepada warga masyarakat. Dan menggantinya dengan sistem hidup yang manusiawi yang dapat menyehatkan akal, hati, badan dan fikiran warga masyarakat, yaitu sistem hidup yang berasal dari syariat Islam. Tersebab syariat Islam lahir untuk menjadi solusi masalah manusia, termasuk didalamnya bagaimana cara menyehatkan akal, hati, badan dan fikiran manusia.[MO/sr]