Oleh: Ummu Ainyssa
(Ibu dari dua anak, tinggal di kota Tangerang)
Mediaoposisi.com- Tanggal 2 Desember menjadi momen yang tidak akan bisa di lupakan. Bagaimana tidak, di tanggal inilah jutaan muslim bersatu, tanpa melihat kelompok, madzab, warna kulit, suku, dan asal mereka. Semua terdorong hanya karena satu alasan, yaitu keimanan demi persatuan. Acara ini di hadiri kurang lebih dari 8-10 juta dari berbagai penjuru .
Seperti di sampaikan oleh ketua panitia Reuni Akbar 212 ustadz Bernard Abdul Jabbar kepada TribunJateng.com. Mereka bersatu dalam naungan dan kibaran panji Rosulullah Al-Liwa dan Ar-Raya. Tidak hanya itu, acara ini juga di hadiri oleh ulama dari Palestina , Taisir Hamdan yang melalui penerjemahnya menyampaikan pesan dari rakyat Palestina untuk seluruh peserta Reuni 212 : "Palestina dan Al aqsa menunggu kalian semua untuk membebaskan Al Aqsa".
Padahal sebelumnya banyak upaya untuk menghalangi acara ini, mulai dari pelarangan menyewa bus, himbauan dari para ulama agar tidak hadir, spanduk-spanduk yang ingin menyurutkan semangat umat, kekhawatiran akan menumpuknya sampah dan membuat macet Jakarta, sampai isu-isu harus membawa KTP dll. Namun alhamdulillah.... kendatipun demikian acara tetap terlaksana dengan lancar dan damai.
Tanggapan Para Tokoh
Sejumlah pihak mengkritik jalannya reuni 212 karena menilai acara ini bermuatan politik dan tidak murni atas prakarsa umat Islam. Seorang ketua MUI jawa barat Rachmat Syafei misalnya menghimbau masyarakat di jawa barat untuk tidak ikut hadir dalam acara ini, karena acara ini di nilai sudah melenceng ke arah politik. (di lansir TribunWow.com dari Kompas.con 29/11/2018)
Begitu juga dengan wakil ketua MPR Muhaimin Iskandar alias Cakmin mengingatkan agar reuni 212 tidak di tunggangi dengan ide khilafah. (Nasional.tempo)
Namun berbagai tuduhan tersebut di bantah oleh Jubir Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade yang mengatakan bahwa pihak-pihak yang mengkritik dan menghalangi acara reuni 212 tidak lain hanyalah orang-orang yang khawatir dengan gerakan kebangkitan umat, dan orang-orang yang tidak suka dengan persatuan umat Islam. (detiknews, senin 3/12/2018)
Makna Reuni 212
Bukan hanya sebagai ajang reuni /temu kangen para alumni 212, namun acara ini juga sebagai bukti persatuan umat. Sebagai bentuk perjuangan mereka untuk membela agama Allah, membela Panji Rosulullah yang beberapa waktu lalu di bakar oleh sekelompok ormas. Dengan akidah yang kuat atas dasar ukhuwah Islamiyah jutaan umat mampu mengalahkan segala bentuk rintangan yang ingin menghalangi langkah mereka.
Ini adalah sebagai bukti bahwa sejatinya umat bisa di satukan dalam pemikiran, perasaan dan aturan yang sama. Umat Islam sudah membuktikan bahwa mereka bisa bersatu membela Al Qur'an yang telah di nistakan, membela bendera tauhid yang telah di hinakan. Selanjutnya tinggal perjuangan bahwa umat pasti bisa bersatu untuk menegakkan seluruh isi Al Qur'an agar bisa di terapkan dalam sebuah negara yang akan segera membebaskan umat dari semua masalah yang bersumber dari sistem liberalisme dan kapitalisme.[MO/sr]