Oleh:Elih Herlianti
Mediaoposisi.com- Indonesia adalah negeri yang kaya raya dengan segala macam sumber kekayaan yang ada. Dengan letaknya yang berada di zamrud khatulistiwa, dengan garis pantainya yang terpanjang didunia maka kekayaan alamnya sungguh jangan diragukan lagi.
Kekayaan alamnya sungguh melimpah ruah. Tanahnya subur,sehingga aneka tanaman bisa tumbuh. Begitu pun kekayaan alam di laut dan di hutan. Di dalam perut bumi nya pun tersimpan berbagai macam barang tambang berharga seperti tembaga, nikel, batubara, minyak, gas,perak, emas dan barang tambang lainnya. Bahkan tambang emas Freeport di Papua merupakan tambang emas terbesar di dunia. Terbesar luas areanya dan terbesar pula produksinya.
Namun, sungguh ironis, di tengah melimpahnya kekayaan alam tersebut penduduk negeri ini tidak bisa hidup makmur dan sejahtera. Malah sebaliknya banyak diantara mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan. Menurut data BPS pada bulan Maret 2018 angka kemiskinan mencapai 25,95 juta jiwa atau sekitar 9,82 %.
Inilah realitas yang ada di negeri ini. Kekayaan alam yang melimpah ruah tapi ekonomi rakyatnya sungguh sangat mengenaskan. Tidak jarang kita mendengar bahkan melihat di media masih banyak rakyat yang hanya bisa makan nasi aking, tidak bisa sekolah karena terganjal biaya, tidak bisa berobat meski sakit karena ketidakmampuan finansial bahkan mereka harus tinggal di gubug reot yang tidak layak huni dan kumuh.
Realita seperti ini jelas menunjukkan ada yang salah dalam mengurus dan mengelola kekayaan alam dinegeri ini. Kesalahan inilah yang harus kita koreksi bersama-sama dan kita cari solusi yang hakiki.
Kalau kita lihat dengan objektif dan pemikiran yang sehat, akan tampak penyebab kekacauan di negeri ini.
Pertama karena Penerapan Sistem yang rusak dan bobrok. Sistem kapitalisme-liberalisme yang mengelola perekonomian negeri ini. Bahkan sistem rusak ini juga di terapkan untuk mengatur seluruh sendi-sendi kehidupan yang vital mulai dari pemerintahan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum, dll.
Penerapan sistem kapitalisme - Liberalisme ini telah menjadikan pengelolaan kekayaan alam dikuasai oleh segelintir orang.Dan yang lebih dominan yang bermain adalah para pengusaha Asing. Sehingga merekalah yang paling besar menikmati kekayaan negeri ini.
Kedua, berkuasanya para penguasa yang menjadi boneka atau anteknya asing. Sehingga semua kebijakan yang diambil oleh penguasa tidak memperdulikan kepentingan rakyatnya bahkan lebih banyak menyengsarakan. Dan yang lebih di untungkan adalah Para korporasi asing. Sehingga asing dengan mudah menguasai aset-aset berharga dinegeri ini.
Ditambah lagi karakter dan sifat para penguasa yang Korup, tamak, serakah, dan tidak amanah. Ini adalah fakta yang hampir setiap hari disuguhkan kepada rakyat, berita yang membuat mual, kesel, jengkel yaitu berita korupsi.
Korupsi semakin mewabah di semua lini instansi, baik instasi rendahan hingga instansi tinggi negara. Dan pelakunya lagi -lagi adalah para antek penguasa. Hampir semua lembaga terlibat korupsi berjamaah.Gaji yang besar, tunjangan di berbagai kebutuhan tidak membuat para koruptor merasa cukup.
Lalu apakah kita akan diam jika melihat kerusakan seperti ini???? Mengenai bobroknya sistem yang diterapkan sesungguhnya kaum muslimin tidak sulit untuk menggantinya. Karena ada solusi tuntas yaitu ISLAM. agama yang dipeluk oleh mayoritas penduduk negeri ini.
Hanya Islam yang bisa mengeluarkan negeri ini dari keterpurukan dalam berbagai hal, baik ekonomi,pendidikan,kesehatan dll
Hanya Islam yang bisa mensejahterakan seluruh umat manusia di muka bumi ini.
Hanya Islam yang memiliki seperangkat aturan yang mampu menyelesaikan problematika yang saat ini melanda negeri ini khususnya dan Dunia pada umumnya. Terapkan syariah Islam secara kaffah dalam setiap aspek kehidupan.[MO/SR]