Oleh: Sry Rahmadani
Mediaoposisi.com-Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak menampik perubahan equilibrum nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang meningkat bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara.
Musababnya, akar permasalahan pelemahan mata uang Indonesia terkait langsung kepada faktor eksternal seperti perang dagang dan kembalinya aliran modal ke Amerika Serikat yang memasuki periode moneter ketat setahun terakhir.
Nilai tukar dolar ke rupiah yang semakin meningkat mencampai angka 15.000 rupiah untuk 1 dolar amerika membuat negeri ibu pertiwi ini terus menjerit bahkan luluh lantak,
bagaimana tidak, naik nya harga dolar menyebabkan semua kebutuhan pangan, sandang bahkan papan juga ikut naik. Belum lagi kebijakan pemerintah yang sangat mencekik menaikan bahan bakar .
Bumi Indonesia tanah kita yang dicipta sang maha kuasa sangat sempurna, banyak minyak, gas bahkan emas. Tapi dengan pengelolaan manusia manusia yang rakus akan kekuasaan dan harta dan dengan sistem kapitalisme bahkan dibumi ini yg banyak emasnya kita harus terikat dengan dolar amerika.
Perang dagang kapitalisme telah menjadi peyebab melejitnya dolar dan devisiasi rupiah yg terus menerus. Bukti juga akan kelemahan uang kertas.
Solusinya kembalilah menerapkan apa yang Rasullulah telah contohkan kan yaitu menggunakan emas dan perak sebagai mata uang. Mata uang emas dan perak adalah mata uang paling stabil di dunia.
Tetapi ditinggalkan Indonesia, karena politik ekonnomi kapitalisme mengupayakan terus menerus agar dapat menguasai perekonomian dunia.
Kembalilah pada sistem ekonomi berdasarkan syariat Allah. Agar tercipta mata uang yg stabil dan memsejahterakan rakyat indonesia bukan meluluh lantakkan.[MO/gr]