Oleh: Sarah Madani
(Aktivis KOMUSTA Yogyakarta)
Mediaoposisi.com- Jemaah haji dari setiap pelosok tanah air telah berkumpul, kloter demi kloter telah diterbangkan menuju tanah suci Makkah Al Mukaramah , bersatu padu bersama jutaan jemaah haji lainnya dari seluruh penjuru dunia, berkumpul dengan tujuan yang satu yakni untuk menunaikan rukun Islam yang kelima, ibadah haji sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Mengenang situasi di tanah suci sekarang ini, dan pada saat-saat pelaksanaan ibadah haji, terbersit pulalah di dalam hati kita kaum muslimin betapa haru dan indahnya pelaksanaan ibadah haji yang langsung di pimpin oleh Rasulullah sendiri sekitar 14 abad yang lalu, yaitu sekitar tiga bulan sebelum Rasulullah berpulang ke Rahmatullah, meninggalkan alam dunia fana ini.
Haji wada' atau lebih dikenal dengan haji perpisahan yang dilaksanakan pada tahun 10 H itu membawa lebih dari 114.000 jamaah haji yang dipimpin langsung oleh Rasulullah Saw. Berangkat dari Madinah menuju Makkah pada tanggal 25 Zulqaidah dan sampai di Makkah Al Mukarramah pada tanggal 4 Zulhijjah selama perjalanan kurang lebih 9 hari.
Sesampainya di Makkah Rasulullah menuju Ka’bah mecium Hajar Aswad, kemudian tawaf 7 kali keliling Ka’bah dan melakukan serangkaian kegiatan haji lainnya beserta ratusan ribu jama'ah haji.
Pada hari Arafah, Rasulullah menyampaikan khotbah-nya di hadapan para jamaah.
“Wahai manusia sekalian, dengarkanlah perkataanku ini, karena aku tidak mengetahui apakah aku dapat menjumpai kalian lagi setelah tahun ini di tempat wukuf ini Wahai manusia sekalian, Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian adalah haram/dilindungi, sebagaimana mulianya hari ini di bulan yang mulia ini, di negeri yang mulia ini...." --
Begitu Rasulullah memulai khutbah nya. Saat itu dunia terdiam mendengarkan khutbah beliau. Setelah bertugas melaksanakan perintah Allah dan menanamkan pohon-pohon keimanan di bumi, beliau mengisyaratkan sebuah perpisahan.
Karena pada kesempatan itu pulalah beliau ingin menyampaikan secara singkat prinsip prinsip Islam yang dibawa dan diperjuangkannya selama ini, dalam khutbah nya yang singkat tapi sarat akan makna.
Isi khutbah Wada' Rasulullah beberapa diantaranya yaitu ;
(1) Larangan Membunuh Jiwa dan Mengambil Harta Orang Lain Tanpa Hak.
(2) Kewajiban Meninggalkan Tradisi Jahiliyah seperti Pembunuhan Balasan dan Riba.
(3) Mewaspadai Gangguan Syaitan dan Kewajiban Menjaga Agama.
(4) Larangan Mengharamkan yang Dihalalkan dan Menghalalkan Apa saja yang diharamkan.
(5) Kewajiban Memuliakan Wanita (Isteri).
(6) Kewajiban Berpegang Teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
(7) Kewajiban Taat kepada Pemimpin Siapapun Dia Selama Masih Berpegang Teguh pada Al Qur’an.
(8) Kewajiban Berbuat Baik kepada Hamba Sahaya.
(9) Umat Islam adalah Bersaudara antara Satu dengan Lainnya.
(10) Kewajiban Menyampaikan Khutbah Rasulullah SAW kepada Orang Lain
Sungguh, kalimat-kalimat yang disampaikan di Padang Arafah begitu indah. Beliau bukan saja berbicara kepada mereka yang hadir, melainkan juga kepada semua generasi dan sejarah sesudah mereka. Kalimat kalimat ini disampaikannya setelah beliau menyampaikan amanah, menasihati umat dan berjihad dijalan dakwah selama 23 tahun tanpa kenal bosan dan jemu.
Implikasi Terhadap Wasiat Rasulullah
Kesepuluh pokok isi khutbah Rasulullah yang terjadi sekitar 14 belas abad yang lalu dapat kita intisarikan sebagai sebuah deklarasi penegakkan hak-hak asasi manusia yang selalu diperjuangkan lagi dihormati dan dipertahankan.
Dengan demikian dapat kita pahami pula bahwa Agama Islam yang dibawa oleh Muhammad Rasulullah bin Abdullah yang kita anut sepenuh hati ini adalah Agama yang mampu sebagai pelopor aktualisasi dari harapan manusia “bahagia di dunia dan bahagia di akherat kelak”.
Terlebih kronologi Khutbah haji wada dan pernyataan kesempurnaan agama Islam bagaikan sebuah Review, Refleksi dan Affirmasi.
Bahwa hubungan-hubungan ke-ilahiahan (Hablumminallah), akan menjadi sempurna dan menjadi nikmat yang paripurna ketika semua itu dibarengi dengan menghormati dan melindungi hak-hak kemanusiaan melalui Hablumminannaas yang indah. Inilah ajaran yang lurus, ajaran yang menjadi Rahmat bagi alam semesta dalam konteks manusia bertauhid.
Namun, pada hari ini saat satu persatu wasiat Rasulullah mulai diabaikan, terlihat dengan jelaslah kebobrokan moral bahkan sistemik yang melanda kaum muslimin yang dikatakan sebagai umat terbaik dalam Al-Qur'an Aliimran ayat 110 .
Wasiat yang seharusnya dipegang teguh oleh umat yang bahkan menjadi fokus utama Rasulullah hingga di detik ajalnya berpisah dengan tubuhnya pun mulai di abaikan.
Padahal, saat itu ribuan kaum muslimin telah menjadi saksi dan juga memberi kesaksian bahwa Rasulullah Saw telah benar-benar menyampaikan , benar benar telah menunaikan , benar-benar telah mendedikasikan hidupnya untuk Islam semata. Kini, bukankah tanggungjawab itu telah berpindah sesudahmu keatas pundak pundak kami ?
"Ya Allah, kami bersaksi bahwa Rasulullah telah menyampaikan risalah Islam dengan sebenar-benarnya, kendatipun kami belum sepenuhnya nya melaksanakan tangguh jawab tersebut."
Untuk itu mari bergerak , turut andil menjalankan wasiat Rasulullah Saw, untuk terus-menerus berpegang teguh pada Al-Qur'an dan As-sunnah serta menjadikan Dakwah Islam sebagai poros utama hidup ini.
Berusaha memperbaiki kondisi umat Islam, menyadarkan nya dari mabuk dunia dan buaian hawa nafsu serta membuktikan kebenaran bahwa umat Islam adalah umat terbaik yang diciptakan untuk manusia. Semoga Allah berkenan melimpahkan karunia dan kelembutan nya untuk kita semua.[MO/sr]