Oleh: Abu Nawas Barnabas
Mediaoposisi.com- Mak, ulama itu tuntunan kita Mak, mereka ibarat suluh yang menerangi gelap gulita. Kegelapan politik pencitraan, telah usai Mak. Ulama kita telah membuat fatwa mencerahkan, tidak boleh (haram) memilih pemimpin ingkar janji.
Benar Mak, salah satu ciri pengkhianat itu ingkar janji. Jika berjanji ingkar, jika berkata bohong, jika dipercaya khianat. Ini nampaknya, berkumpul pada satu pribadi, pribadi yang selama ini membuat dapur emak sulit ngebul, pribadi yang membuat emak kewalahan isi Token listrik, pribadi yang membuat harga-harga naik, yang bikin emak pusing tujuh keliling.
Karenanya Mak, ayok kita taati ulama, kita tolak pemimpin ingkar janji, kita tidak akan pilih pemimpin ingkar janji. Mak, suara emak itu mayoritas, gerakan emak dan emak lainnya yang tidak memilih pemimpin ingkar janji, akan membuat perubahan besar di negeri ini.
Mak, mereka menang tidak bisa diajak bicara, mereka tidak mau mendengar aspirasi, emak demo kepanasan mereka tetep aja cangar-cengir kayak kagak ada salahnya. Karena itu Mak, ayok kita hukum mereka dengan hukuman setimpal. Jangan pilih pemimpin ingkar janji.
Lihatlah ! Betapa mereka kalut dengan langkah politik mereka, seperti ayam yang disembelih, berlari kesana kemari tidak jelas. Tapi ujung dari pelarian mereka jelas Mak, kebinasaan. Karena itu Mak, Yuk rayakan kebinasaan penindasan, kita rayakan akhir dari kezaliman, dengan tidak memilih pemimpin yang ingkar janji.
Mak, mereka panik Mak, takut sama emak. Kalo emak udah marah, bawa sapu, bawa pengepel, mereka lari kebirit-birit. Mereka takut setelah tdk berkuasa, akan dituntut semua kezaliman yang mereka perbuat.
Mak, mereka takut atas perbuatan mereka sendiri. Bukan karena kita Mak. Kita cuma berdoa, agar orang-orang zalim dibalas kedzalimannya oleh Allan SWT. Kita orang kecil, cuma bisa berdoa Mak, mereka tidak pernah menggubris aspirasi kita.
Tapi saat ini Mak, selain berdoa kita juga bisa berbuat, melalui pilihan tidak memilih pemimpin ingkar janji. Siapapun pasangannya, selama yang dipilih ingkar janji, kita tinggalkan.
Mak, petinggi partai mereka meriang, panas dingin melihat pergerakan emak, mereka serba salah karena memang terbiasa berbuat salah. Mereka baru tahu Mak, pembalasan itu lebih kejam dari perbuatan.
Saat panen telah Tiba, benih penindasan telah tumbuh subur, mereka yang merawat dan memupuknya. Sekarang, saatnya mereka yang memanen. Biar mereka tahu, setiap perbuatan ada pembalasan.
Mereka tidak jenak (tenteram) duduk di kursi kekuasaan. Kursi itu terguncang keras, nyaris saja mereka jatuh ditengah jalan. Mereka akan menyaksikan, betapa sakit dan pedihnya kehilangan kekuasaan dan tak dianggap lagi.
Mak, ayo satukan tekat, tolak pemimpin ingkar janji, tolak kemunafikan, selamatkan negeri. Mak, sekali lagi agak mendekat, saya mau bisikan sesuatu mak, siapa itu pemimpin ingkar janji "Ssttt...dia itu Jokowi", udah ah Mak, segitu aja. Tolong sampaikan pada yang lainnya.[MO/sr]