Oleh: Fikriyah Kamil
(Guru SD)
Mediaoposisi.com- Radikalisme tetap bertahan menjadi trending topik di berbagai media pemberitaan, ia sempat hinggap di kepala semua pembaca. Saat ini paham radikal dikatakan sedang bergerilya di dunia kampus.
Badan Nasional Penanggulan Teroris (BNPT) menyebut saat ini paham radikalisme banyak menyasar mahasiswa baik di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) (CNN Indonesia.com). Tentu saja pernyataan ini langsung direspon oleh publik dengan beragam tanggapan.
Rektor UNAIR pun meminta kejelasan atas klaim bahwa hampir semua PTN atau PT swasta di Jatim telah tersusupi paham radikal termasuk kampusnya.
Pengamat terorisme Al Chaidar turut bersuara, ia menyebut bahwa pernyataan yang diungkapkan salah satu petinggi BNPT itu tak berdasar. Al Chaidar mengaku selama ini tak melihat mahasiswa menyukai terorisme atau paham-paham radikalisme yang mengarah pada tindakan radikal maupun teror (CNN Indonesia.com).
Mengenai istilah ‘radikal’, sebenarnya beberapa sumber telah meluruskan maknanya yang seharusnya dipahami sebagai sebuah sifat yang netral. Kata ‘radikal’ akan membentuk nilai baik atau buruk tergantung dengan kata apa ia disandingkan.
Ia akan menjadi sangat baik jika disandingkan dengan kebaikan dan menjadi sangat buruk jika dengan keburukan, karena jika merujuk pada KBBI kata radikal itu sendiri artinya mendasar (perubahan yang mendasar/ prinsipil), atau amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan), juga bermakna maju dalam berpikir atau bertindak (KBBI).
Melakukan upaya secara sungguh-sungguh demi meraih suatu perubahan dapat disebut radikal. Tidak ada yg salah dengan istilah radikal ini.
Akan sangat berbahaya jika kata radikal ini dipahami hanya sebagai kata sifat yang negatif. Sebab kesungguhan (radikal) dalam berbuat, itu perlu. Tentu saja sungguh-sungguh itu berbeda dengan kata berlebihan, karena berlebihan artinya melibatkan pula unsur yang sebenarnya tidak terlalu perlu dalam melakukan sebuah upaya.
Sedangkan sungguh-sungguh berarti melibatkan ke-hati-hatian sebab inginkan hasil terbaik dalam berupaya. Tentu berbeda hasil dari upaya yang sungguh-sungguh (radikal) dengan yang hanya setengah-setengah.
Kesungguhan pemuda dalam memikirkan keadaan negeri ini patut diapresiasi bukan malah diamputasi. Jangan sampai bibit-bibit pemimpin masa depan itu dibuat apolitis dan pragmatis, sebab ketidak pekaan pemuda terhadap politik akan menjadi racikan bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak menghancurkan bangsa ini, cepat atau lambat.
Oleh karena itu, jika bermunculan pemuda yang tampil berani mengatakan kebenaran demi sebuah perubahan secara radikal, sepatutnya kita berbangga dan mendukungnya, terlebih lagi kita mengetahui dengan jelas bahwa apa yang disampaikannya adalah kebenaran yang khalayak sebenarnya juga menyaksikan bukti atas apa yang ia utarakan.
Liputan6.com, Makassar meliput berita tentang dua mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) yang dilarang berkuliah selama dua semester oleh pihak kampus. Keduanya kedapatan memasang poster yang mengkritik di sejumlah titik di area kampus pada Kamis, 18 Januari 2018 lalu.
Mereka di-skorsing selama dua semester oleh pihak kampus karena kedapatan memasang poster dengan tulisan 'Kampus Rasa Pabrik' dan sejumlah poster mengkritik lainnya (Liputan6.com).
Ini adalah sebuah contoh fakta yang menyedihkan. Mestinya universitas sebagai ladang intelektual lebih bijak dalam merespond sebuah kritik.
Seharusnya ini dipandang sebagai sebuah hal yang sangat positif, tandanya kita masih mempunyai pemuda yang idealismenya masih hidup di tengah-tengah kehidupan yang dipenuhi dengan virus-virus yang mematikan idealisme pemuda yang umumnya dikenal sebagai tonggak perubahan.
Jika perwakilan rakyat tak lagi merakyat, bahkan berkhianat, dan suara mahasiswa kritis sebagai tonggak perubahan-pun dibungkam, lantas siapa lagi yang bisa diharapkan untuk menjadi penghubung untuk menyampaikan aspirasi rakyat? Siapa lagi yang kita harapkan untuk menjadi the agent of change?...[MO/sr]