Oleh : Resti Lestari
(Mahasiswi PAI UNISBA)
Mediaoposisi.com- Menjelang Ramadhan (13/05), terjadi ledakan bom bunuh diri yang dilakukan di tiga Gereja di Surabaya, diantaranya Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Pante Kosta, dan Gereja GKI.
Ini diduga telah dilakukan oleh satu keluarga yang terdiri dari Bapak, Ibu dan Anaknya. Menurut data dari kepolisian, bahwa akibat ledakan bom ini menewaskan 10 orang dan 40 orang lainnya mengalami luka bakar.
Herannya, ketika ada ledakan bom bunuh diri, sering dikatakan sebagai teroris yang dikaitkan dengan keberadaan ISIS dan selalu dikaitkan dengan ajaran Islam.
Sehingga umat Islam Phobia terhadap agama yang dianutnya. Selain itu, terdapat isu terorisme yang mengarah pada upaya memberlakukan UU terorisme yang akan melakukan tindakan represif terhadap perjuang dakwah. Padahal, terorisme bukan ajaran Islam.
Islam melarang untuk membunuh diri sesamanya, apalagi membunuh diri sendiri. Sebagaimana Allah Swt berfirman: "Dan janganlah kamu membunuh diri sendiri, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu" (Qs. AN-Nisa: 29).
Di bulan yang penuh keberkahan ini, saatnya kita semakin gencar dalam melakukan kewajiban sebagai muslim, diantaranya amar ma'ruf nahyi munkar dalm menyadarkan umat Islam bahwa peraturan kehidupan yang hakiki adalah aturan yang berasal dari Allah Swt, yakni Islam.[MO/sr]