Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Prof Musafir Pabbabari memberikan menyampaikan klarifikasi terkait pernyataannya yang menerima Syiah dan Komunis. Dia menegaskan tak menerima ajaran keduanya.
Beberapa waktu lalu beredar pernyataan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Musafir Pabbabari yang menyatakan menerima Syiah, Komunis, dan Humanis. Pernyataan itu muncul terkait kedatangan tokoh asal Iran saat perayaan Maulid Nabi di kampusnya. Saat dikonfirmasi, dia dengan tegas menolak ajaran yang dinilai tidak sejalan dengan Islam rahmatan lil alamin.
“Jangankan orang-orang Syiah, orang Komunis dan Humanis saja kalau datang sebagai tamu, masa saya mau tolak. Tapi saya terima orangnya, tidak terima ajarannya,” ujarnya saat dijumpai di Gedung Rektorat UIN Alauddin, Samata Gowa, Selasa (2/1/2018).
Musafir lantas memberikan penjelasan terkait kedatangan tokoh dari Iran yang berkunjung ke lembaga pendidikan yang dipimpinnya beberapa waktu lalu. Menurutnya kunjungan itu merupakan bentuk kerjasama akademik, dan bukan upaya penyebaran ajaran Syiah.
“Kampus ini punya akademik freedom atau kebebasan ilmiah, di semua institusi pendidikan tinggi pasti punya itu. Dari segi keilmuan kami punya kerjasama dengan beberapa kampus di luar negeri termasuk Iran. Hal ini penting agar UIN Alauddin diakui di dunia internasional,” ungkapnya.
Beberapa waktu lalu Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Prof Musafir Pabbabari mengeluarkan pernyataan mengejutkan terkait Syiah dan Komunis. Pernyataan itu muncul saat bertemu dengan sejumlah elemen umat Islam Sulawesi Selatan yang menyampaikan keberatan terhadap kedatangan tokoh Iran ke kampus itu.
“Jangankan Syiah, Komunis pun saya terima di UIN Alauddin. Dan sudah berapa yang datang di UIN, yang humanis, yang Komunis, yang tidak ada masalah sama saya. Saya terima semua,” ujar Musafir, Rabu (27/12/2017).
Beberapa waktu lalu beredar pernyataan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Musafir Pabbabari yang menyatakan menerima Syiah, Komunis, dan Humanis. Pernyataan itu muncul terkait kedatangan tokoh asal Iran saat perayaan Maulid Nabi di kampusnya. Saat dikonfirmasi, dia dengan tegas menolak ajaran yang dinilai tidak sejalan dengan Islam rahmatan lil alamin.
“Jangankan orang-orang Syiah, orang Komunis dan Humanis saja kalau datang sebagai tamu, masa saya mau tolak. Tapi saya terima orangnya, tidak terima ajarannya,” ujarnya saat dijumpai di Gedung Rektorat UIN Alauddin, Samata Gowa, Selasa (2/1/2018).
Musafir lantas memberikan penjelasan terkait kedatangan tokoh dari Iran yang berkunjung ke lembaga pendidikan yang dipimpinnya beberapa waktu lalu. Menurutnya kunjungan itu merupakan bentuk kerjasama akademik, dan bukan upaya penyebaran ajaran Syiah.
“Kampus ini punya akademik freedom atau kebebasan ilmiah, di semua institusi pendidikan tinggi pasti punya itu. Dari segi keilmuan kami punya kerjasama dengan beberapa kampus di luar negeri termasuk Iran. Hal ini penting agar UIN Alauddin diakui di dunia internasional,” ungkapnya.
Beberapa waktu lalu Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Prof Musafir Pabbabari mengeluarkan pernyataan mengejutkan terkait Syiah dan Komunis. Pernyataan itu muncul saat bertemu dengan sejumlah elemen umat Islam Sulawesi Selatan yang menyampaikan keberatan terhadap kedatangan tokoh Iran ke kampus itu.
“Jangankan Syiah, Komunis pun saya terima di UIN Alauddin. Dan sudah berapa yang datang di UIN, yang humanis, yang Komunis, yang tidak ada masalah sama saya. Saya terima semua,” ujar Musafir, Rabu (27/12/2017).
kiblat