Salah Kaprah Khilafah, Mahfud MD Perlu Dikritisi
Oleh : Ikhsan Kurnia
Saya bukan anggota HTI. Namun diskursus ttg khilafah yang dilontarkan Prof Mahfud perlu dikritisi.
1. Prof Mahfud mengatakan tidak ada sistem baku khilafah. Maksudnya, "sistem baku" dalam pengertian normatif (dalam Qur'an dan hadis), atau "sistem baku" dalam praktek kenegaraan secara empiris di negara-negara Islam? Jika secara normatif, ada beberapa dalil. Namun memang tidak mengatur secara "baku" sebagaimana misalnya "hukum waris" dan aturan-aturan lain dalam Islam yang dijelaskan secara lebih detail dan eksplisit.
2. Namun tidak berarti nilai dan prinsip-prinsip khilafah tidak ada dalam dalil-dalil normatif agama. Jika mencari di tingkat empiris, memang negara-negara Islam yang ada tidak menerapkan satu sistem baku yang sama. Meskipun demikian, jangan jadikan fakta empiris tersebut sebagai hujjah untuk menolak gagasan khilafah. Karena ajaran itu sifatnya deduktif, bukan induktif.
3. Dalam sejarah, ada banyak "best practice" penerapan sistem khilafah yang dapat dijadikan rujukan dalam membangun sistem pemerintahan Islam. Memang itupun tidak baku. Sebagaimana halnya demokrasi, apakah sistem demokrasi itu baku? Lalu kenapa seolah sistem demokrasi dinilai lebih baik?
4. Memang dalam demokrasi pun ada nilai-nilai Islam yang intrinsik. Namun sistem demokrasi liberal tidak lahir dari tradisi masyarakat Islam.
5. Sistem tersebut buat saya masih bisa diperdebatkan. Namun jika ada orang yang memandang bahwa sistem demokrasi harga mati, itu bertentangan dengan nilai2 demokrasi itu sendiri. Dan seolah2 ia sesuci kitab suci.
Sebagai catatan kritis:
Jangan2 malah pertanyaan Prof Mahfud yg keliru. "Apakah ada sistem baku khilafah di quran dan hadis"?
Sama seperti: "Apakah ada tugu monas di Jogja"?
Banyak ajaran yg tidak dijelaskan sistem baku nya secara rigid dalam nash-nash. Kok itu masih dijadikan bahan pertanyaan?.
Ilustrasi:
"Saya tantang anda untuk cari menara eifell di Jakarta. Kalau ada, saya akan ikut anda".
Terus terang, saya hanya tersenyum. [MO]