-->

Islam Wasathiyah Bukan Islam Rahmatan Lil Alamin

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen
ilustrasi

Oleh: Endiyah P. Tristianti
( Forum Muslimah Peduli Generasi dan Peradaban)


Mediaoposisi.com-Menarik untuk dianalisa, kampanye nilai-nilai Islam Wasathiyah melalui 'Deklarasi Serpong' pada International Islamic Education Expo (IIEE) atau Pameran Pendidikan Islam International 2017. 

"Isi dari Deklarasi Serpong bagaimana kita menjadikan Islam yang wasathiyah (baca: moderat), Islam yang rahmatan lil alamin sebagai pedoman untuk menyebarkan Islam moderat," ujar Menteri Lukman, BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, Senin (21/11/2017). https://m.detik.com/news/berita/3736932/menag-deklarasi-serpong-pedoman-sebarkan-islam-moderat.

Umat tak boleh lupa. RAND Corporation, Pusat Penelitian dan Kajian Strategis tentang Islam di Timur Tengah dibiayai Smith Richardson Foundation, berpusat di Santa Monica-California dan Arington-Virginia, Amerika Serikat (AS), adalah perusahaan bidang kedirgantaraan dan persenjataan Douglas Aircraft Company. 

Beralih menjadi think tank (gudang pemikir) dimana dana operasionalnya berasal dari proyek-proyek penelitian pesanan militer. Bertujuan membangun jarigan muslim moderat yang menjadi tujuan eksplisit kebijakan pemerintahan AS untuk memecah belah umat Islam. Dalam dokumennya memuat langkah-langkah membangun Jaringan Muslim Moderat pro-Barat di seluruh dunia.

Dikutip dari keterangan Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Sabtu (8/7/2017).  Kepada Trump, Jokowi juga menyampaikan apresiasinya atas kunjungan Wapres AS Michael 'Mike' Pence ke Jakarta, menandai komitmen AS untuk memperkuat hubungan dengan Indonesia. Jokowi membahas peningkatan kerja sama di bidang ekonomi dan pemberantasan terorisme. https://m.detik.com/news/berita/d-3552981/bertemu-trump-jokowi-salam-dari-jutaan-penggemar-anda-di-ri.

Jadi wajar  jika Jokowi meminta agar di munas alim ulama NU juga membahas soal gerakan radikalisasi dan intoleran. "Yang berkaitan dengan gerakan radikalisme dan intoleran, apa yang harus dilakukan pemerintah. Karena pegangan kita sekarang sudah kuat ada undang-undangnya,". 

"Saya sudah minta kepada seluruh jajaran pemerintahan agar tegas dan tidak memberikan toleransi terhadap aliran aliran radikal, aliran-aliran yang intoleran yang ada di negara kita apapun organisasinya," tegas Jokowi. 
http://www.medanbisnisdaily.com/m/news/online/read/2017/11/23/14705/jokowi_minta_ulama_nu_beri_rekomendasi_penanganan_ormas_intoleran/ 

Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah  Jakarta, Adi Prayitno pun, menyarankan agar Jokowi menggaet tokoh Islam moderat. Muhaimin, kata dia, merupakan representasi kekuatan politik Nahdlatul Ulama saat ini dengan potret keagamaan yang moderat. "Cocok untuk  meredam isu-isu komunisme dan radikalisme.

"Selain itu, loyalitas PKB relatif sudah teruji ke Jokowi. "Bahkan fungsionaris PKB kerap pasang badan ketika jokowi diserang isu PKI dan komunis," lanjutnya. http://m.metrotvnews.com/news/politik/zNA7MD8k-jokowi-disarankan-gaet-tokoh-islam-moderat.

John L. Esposito dalam bukunya, Islam: The Straight Path mengindentifikasi gerakan radikal dengan ciri-ciri:

 Pertama, Mereka berpendapat bahwa Islam adalah sebuah pandangan hidup yang komprehensif dan bersifat total, sehingga Islam tidak dipisahkan dari politik, hukum, dan masyarakat. 

Kedua, Mereka seringkali menganggap bahwa ideologi masyarakat Barat yang sekular dan cenderung materislistis harus ditolak. 

Ketiga, Mereka cenderung mengajak pengikutnya untuk ‘kembali kepada Islam’ sebagai sebuah usaha untuk perubahan sosial. 

Keempat, Karena idelogi masyarakat Barat harus ditolak, maka secara otomatis peraturan-peraturan sosial yang lahir dari tradisi Barat, juga harus ditolak. 

Kelima, Mereka tidak menolak modernisasi sejauh tidak bertentangan dengan standar ortodoksi keagamaan yang telah mereka anggap mapan, dan tidak merusak sesuatu yang mereka anggap sebagai kebenaran yang sudah final. 

Keenam, Mereka berkeyakinan, bahwa upaya-upaya Islamisasi pada masyarakat Muslim tidak akan berhasil tanpa menekankan aspek pengorganisasian ataupun pembentukan sebuah kelompok yang kuat. Menurut definisi tersebut islam radikal identik dengan Islam Politik, mengusung politik Islam dalam mewujudkan tujuan perjuangannya. 

ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIN, BUAH PERJUANGAN ISLAM POLITIK

Figur negarawan sejati dalam Islam adalah Rosulullah Muhammad SAW. Ketajaman pandangan politiknya menghantarkan perjuangan Islam berhasil memasuki babak baru yang krusial. Setelah masuk Islamnya 12 pemimpin kabilah Aus dan Khajraj dilanjutkan dengan baiat Aqabah 1 kemudian dilanjutkan mengirim  Mush'ab bin Umair berdakwah selama 1 tahun di Yatsrib sampai pada Baiat Aqabah 2, Muhammad Rosulullah berhijrah menegakkan institusi politik Islam yang pertama, Daulah Islam. 

Dengan kepemimpinan langsung di tangan beliau, karena beliau manusia sebaik-baik pemimpin kala itu. Dengan tujuan politiknya yang tak pernah bergeser sejak awal dakwah, mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamin, menegakkan pilar-pilar Islam. Muhammad saw memilih mengambil jalan wahyu, meninggalkan kompromi politik, menggulung sistem dari luar. 

Sebab mustahil institusi politik Islam, negara penerap syariat dapat tegak dengan mempertahankan sistem jahiliyah yang telah usang, melainkan harus dengan sistem baru yang bersih dari kontaminasi kekufuran. Maka jalan perubahan dengan ganti sistem sekaligus ganti kepemimpinan dipilih oleh Beliau SAW.

 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka.” (TQS. Ar Ra'du:11)
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (TQS. Al Anbiya: 107)
"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (TQS. Adz Dzariyat: 56).

Jelaslah tujuan perubahan yang ditetapkan Islam adalah ketundukan dan rahmat. Ketundukan yang sebenarnya kepada Penguasa Alam Semesta, dan rahmat hanya bisa diberikan Penguasa Alam Semesta setelah ketundukan manusia kepada syariat.

Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia merupakan musuh yang nyata bagimu.” (TQS. Al-Baqarah: 208)

“Dan Allah sama sekali tidak memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk berkuasa (memusnahkan) orang-orang mukmin.” (TQS. An-Nisa: 141)

Menjadi sangat tegas metode perubahan yang digariskan oleh Al Qur'an. Metode perubahan sistemik dan menolak sistem kufur. Sistem demokrasi menjadi barier diterapkan nya Islam secara kaffah. Bila pun ada hukum islam bisa diterapkan tetap sebatas hukum syariat yang bersifat privat, bukan hukum publik. Sistem demokrasi membuka lebar peluang intervensi asing menguasai kaum muslimin. Demokrasi bertumpu pada modal. 

Demokrasi menolak kebenaran tanpa modal. Sementara Rosulullah SAW diterima oleh Aus dan Khajraj di Yatsrib semata karena kebenaran,  bukan karena modal/harta. 

Maka jelaslah, Islam moderat sengaja dipromosikan untuk menghadang kebangkitan Islam. Islam moderat tak lantas menjadi sesuai islam karena ber-cashing bahasa arab Islam Wasathiyah. Islam moderat bahkan menjauhkan kaum muslimin berjuang mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamin.[MO]


Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close