ilustrasi |
Mediaoposisi.com- Benarkah, demi mendapatkan cash Rp 2 Trilyun, PT Jasamarga akan menyerahkan pengelolaan jalan tol Jagorawi kepada swasta selama 5 tahun?
Kalau itu benar, berapa estimasi traffic dari jalan ini?
Rp 2 T dibagi 5 tahun = Rp. 400 M / tahun.
anggap saja 5 tahun ke depan tidak ada inflasi
Rp 400 M dibagi rata 360 hari = Rp. 1,111 Milyar / hari
karena dari 365 hari ada 5 hari libur Lebaran ...
Sekarang tarif tol Jagorawi berlaku flat Rp 6500 / kendaraan.
Maka jumlah kendaraan yang dinantikan:
Rp 1,111 M dibagi Rp. 6500 = 170.940 kendaraan / hari
Jumlah kendaraan ini dibagi 2, pagi arah ke Jakarta, sore arah ke Bogor. Maka setiap pagi atau setiap sore ada:
170940 kendaraan / 2 = 85.470 kendaraan
kalau ini dibagi rata dalam 7 jam pagi (pukul 06-13) dan 7 jam sore (pukul 13-20), maka setiap jam akan lewat:
85470 kendaraan / 7 = 12.210 kendaraan / jam
dan karena rata-rata ada 4 lajur, maka di tiap lajur akan ada:
12.210 kendaraan / 4 lajur = 3052 kendaraan / lajur / jam,
maka akan lewat: 3052 / 60 = 51 kendaraan / lajur / menit
atau 0,85 kendaraan / lajur / detik.
Jadi setelah kendaraan itu lewat, hanya tersisa jeda 0,15 kendaraan.
Kalau panjang kendaraan 5 meter, maka itu cuma 0,75 meter.
Padahal jarak aman antar kendaraan itu idealnya 2 detik, dan minimal 1 detik.
Jadi terbayang betapa padatnya nanti.
Kalau dikalikan kecepatan katakanlah 10 m/detik (36 Km/jam), maka jarak antar kendaraan itu minimal 10 meter.
Jadi kalau jeda atau jarak antar kendaraan cuma 0,75 m,
maka kecepatan maksimum 0,75 m / detik = 2,7 Km / jam.
Realitasnya, pada jam-jam tertentu, akan jauh lebih padat lagi.
Kalau ternyata jalan ini tidak sepadat itu, maka jalan ini akan "over-suplly", swasta yang mengelola akan rugi, dan pasti akan minta lebih banyak lagi kendaraan yang turun ke tol, atau tarif terpaksa dinaikkan. Mirip keluhan PLN sekarang ... [MO]