-->

Di era Jokowi, Kepala Keluarga Bergaji Rp.5 Juta/bulan Masih Susah Hidup

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen


Kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla selama tiga tahun belakangan banyak disurvei oleh kalangan lembaga penelitian, terutama terkait kebijakan pemerintah terhadap kesejahteraan masyarakat.

Hasil survei terbaru Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) berdasarkan demografi responden yang berpenghasilan tidak lebih dari Rp 5 juta per bulan, menunjukkan mayoritas mengaku ekonomi keluarga mereka sangat sulit. Setidaknya ada 62,7 persen dari 2.178 responden.

“Ada 89,6 persen di antaranya mengaku bahwa selama tiga tahun terakhir, sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Sebanyak 7,3 persen menyatakan pas-pasan saja namun harus gali lubang tutup lubang alias hutang tutup hutang setiap bulannya, sedangkan 3,1 persen menyatakan cukup-cukup saja tetapi harus ada keperluan keluarga yang tidak dibisa dibeli,” papar Direktur Eksekutif LKPI, Arifin Nur Cahyono melalui keterangan pers, Selasa (26/12).

Sedangkan responden yang berpenghasilan lebih dari Rp 5 juta tapi kurang Rp 10 juta per bulan yaitu sebanyak 76,6 persen menyatakan keadaan ekonomi mereka juga menurun dengan alasan kenaikan harga-harga barang yang selama ini dikonsumsi. Sebanyak 22,8 persen menyatakan ekonomi keluarga mereka pas-pasan tapi bisa menabung dengan mengurangi komponen kebutuhan sehari-hari. Sisanya 0,6 persen mengaku ada peningkatan sedikit dan bisa menabung.

Kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla selama tiga tahun belakangan banyak disurvei oleh kalangan lembaga penelitian, terutama terkait kebijakan pemerintah terhadap kesejahteraan masyarakat.

Hasil survei terbaru Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) berdasarkan demografi responden yang berpenghasilan tidak lebih dari Rp 5 juta per bulan, menunjukkan mayoritas mengaku ekonomi keluarga mereka sangat sulit. Setidaknya ada 62,7 persen dari 2.178 responden.

“Ada 89,6 persen di antaranya mengaku bahwa selama tiga tahun terakhir, sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Sebanyak 7,3 persen menyatakan pas-pasan saja namun harus gali lubang tutup lubang alias hutang tutup hutang setiap bulannya, sedangkan 3,1 persen menyatakan cukup-cukup saja tetapi harus ada keperluan keluarga yang tidak dibisa dibeli,” papar Direktur Eksekutif LKPI, Arifin Nur Cahyono melalui keterangan pers, Selasa (26/12).

Sedangkan responden yang berpenghasilan lebih dari Rp 5 juta tapi kurang Rp 10 juta per bulan yaitu sebanyak 76,6 persen menyatakan keadaan ekonomi mereka juga menurun dengan alasan kenaikan harga-harga barang yang selama ini dikonsumsi. Sebanyak 22,8 persen menyatakan ekonomi keluarga mereka pas-pasan tapi bisa menabung dengan mengurangi komponen kebutuhan sehari-hari. Sisanya 0,6 persen mengaku ada peningkatan sedikit dan bisa menabung.

eramslm

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close