. Ketua Tim Sinkronisasi Anies-Sandi, Sudirman Said diharapkan juga fokus memperjuangkan hak-hak ulama yang menjadi korban kriminalisasi.
Anies Baswedan-Sandiaga Uno bisa memimpin Jakarta tidak lepas dari kontribusi besar para tokoh ulama dan jutaan umat yang terlibat dalam Aksi Bela Islam (ABI).
“Jangan sampai peran mereka diabaikan,” tegas Ketua Progres 98, Faizal Assegaf kepada redaksi, Senin (6/11).
Faizal menilai, sejauh ini manuver Sudirman Said hanya sibuk mengemas berbagai isu demi menargetkan faedah terselubung di balik kasus reklamasi. Pendekatan sok heroik yang dilakoni mantan menteri ESDM tersebut cenderung menunjukkan politik balas dendam kepada Jokowi terkait dengan masalah pemecatan dirinya dari kabinet.
Sementara di sisi lain, sambung Faizal, aneka wacana dari program Tim Sinkronisasi yang digulirkan lebih pada tujuan mengais manfaat pragmatis dari kemenangan Anies-Sandi. Menurutnya, wajar bila Sudirman Said dan Tim Sinkronisasi dicurigai sebagai kelompok sakit hati yang bekerja demi target politik dan kepentingan ekonomi kelompoknya.
“Mungkin ada benarnya tudingan Eggi Sujana bahwa jangan sampai Anies-Sandi diposisikan hanya memanfaatkan Aksi Bela Islam demi tujuan kekuasaan. Tegasnya kacang lupa kulit,” kata Faizal.
Untuk menghindari tudingan tersebut, hemat dia, sebaiknya Sudirman Said mengingatkan Anies-Sandi agar lebih peduli terhadap ulama yang menjadi korban politik. Misal kasus seperti Habib Rizieq mesti direspon, dicari solusi dan dibersihkan nama baiknya dari segala fitnah keji. “Jangan mau enak saja, tapi tidak menunjukkan solidaritas secara konkret,” ketusnya.[wid]