Ironi Revolusi Mental: Para Elite Selalu Berurusan Dengan KPK
Opini Bangsa - Belakangan para pemimpin, tokoh, atau pejabat kerap berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal ini menjadi sebuah ironi yang terjadi di negeri ini sejak Revolusi Mental digerakkan pemerintah.
Kondisi itu sangat disayangkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Dia menyebut para pemimpin atau elite sangat kontras dangan prediket yang disandangnya. Sikap yang ditunjukkan para gerakan elite itu sangat tidak patut menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.
"Gerakan elite harus menjadi keteladanan yang penuh karakter. Akhir-akhir ini ceritanya kok KPK (ditangkap KPK) terus, rumah sakit terus. Kisah-kisah seperti ini tidak dapat dijadikan contoh." ujar Haedar di sela-sela penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan PP Muhammadiyah, Jumat (24/11).
Haedar menganalogikan, gerakan elite seperti itu bagaikan ikan busuk. Biasanya seekor ikan busuk dimulai dari kepala. Nah, gerakan elite seperti tidak dapat menjadi contoh. Hal itu sangat menjadi pengaruh karakter teladan keteladanan untuk masyarakat.
Atas fenomena akhir-akhir ini, Muhammadiyah sebagai mitra pemerintah melihat penanaman dan pelaksanaan moral agama sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Penanaman itu perlunya digencarkan ke berbagai daerah pelosok yang masih memiliki pembangunan karakter yang baik.
Namun hasilnya tidak dapat dilihat secara instans. Semuanya memang membutuhkan proses. Pemerintah, lembaga dan masyarakat harus bahu membahu dalam proses pembangunan karakter tersebut, agar tidak terjadi ketimpangan. [opinibangsa.info / jpc]