Belum Lagi Bertarung Di Pilgub Jabar 2018, Fakta Ini Buat Kang Emil Stress
Opini Bangsa - Partai Nasional Demokrat (Nasdem) bersiap-siap menyokong Asep Maoshul untuk disandingkan dengan Ridwan Kami alias Kang Emil sebagai calon wakil gubernur untuk bertarung di Pilgub di Jawa Barat 2018 mendatang.
Atas munculnya nama Asep Maoshul pun mendapat reaksi dari Direktur Strategi Indo Survey & Strategy, Karyono Wibowo, dia berpendapat kemunculan nama Asep Maoshul yang tergolong baru pada pergulatan bursa calon di Pilgub Jabar ini diprediksi bakal menambah persoalan bagi Kang Emil yang kini menjabat sebagai Walikota Bandung.
Sejauh ini kata Karyono sudah ada tiga nama kandidat cawagub disodorkan oleh masing-masing partai koalisi pendukung Kang Emil yang dicalonkan senagai bakal calon cawagub seperti Daniel Muttaqien Syafiuddin yang diusung Partai Golkar (PG), Uu Ruzhanul Ulum melalui PPP, dan Syaiful Huda diusung PKB yang akan disandingkan dengan Kang Emil.
Saat ketiga nama tersebut belum dipastikan menjadi cawagubnya Kang Emil, kini muncul nama Asep Maoshul yang disodorkan partai besutan Surya Paloh tersebut.
“Kemunculan nama Maoshul ini bukannya membuat gembira tetapi justru berpotensi menimbulkan stres bagi Kang Emil, ” ujar Karyono kepada Aktual.com, Selasa (21/11) di Jakarta,
Disisi lain kemunculan nama Maoshul, kata dia justru menunjukkan jika partai pendukung Kang Emil belum solid, nampak jelas jika masih terjadi tarik menarik untuk memperebutkan posisi calon wakil gubenur.
Pada posisi seperti ini, lanjut Karyono, jika tidak berhasil timbulnya kompromi, maka posisi Kang Emil masih sangat rawan, dan dipastikan dia tidak bisa lolos sebagai calon gubernur, lantaran potensi partai partai pengusung akan terpecah sangat besar jika syahwat politik partai demi kadernya masing-masing tidak tersalurkan.
“Kemungkinan bisa jadi ada partai yang menyeberang,” tegas Karyono.
Karyono berpendapat semua ini mesti diantisipasi Kang Emil jika masih tetap ingin melenggang pada pergulatan pesta demokrasi lima tahunan di Jabar.
“Kang Emil bisa terancam tidak lolos, jika partai pendukung tak solid, karena jumlah kursi yang ada tidak mendukung pencalonannya,” tukas Karyono. [opinibangsa.info / akt]