Umatuna.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, menyatakan partainya kerap dituding sebagai jelmaan Partai Komunis Indonesia selama pilkada serentak 2017.
Namun pengamat menilai Mega tak sepatutnya menjadikan partai yang dilarang sejak Peristiwa 1965 itu sebagai dalih kegagalan.
"PDIP hari-hari ini terkena imbas. Kami selalu dikatakan PKI. Saya bingung, namanya saja Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Kami kan punya (organisasi) Baitul Muslimin. Di situ banyak yang berlatar Nahdlatul Ulama (NU), yang selalu bersama kami," ujar Megawati, di Jakarta, Rabu (13/07).
Megawati mengeluhkan tudingan soal PKI itu saat berpidato di Halaqah Nasional Alim Ulama yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta. Forum itu digagas ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus Rais Aam NU.
"Saya mau ngomong, tapi nanti saya pasti di-bully. Presiden Jokowi juga dibilang begitu, keluarganya disebut dari PKI, padahal tidak mungkin bisa seperti itu," kata Megawati.
Ini bukan untuk pertama kalinya Megawati mengangkat tudingan yang mengaitkan PDIP dengan PKI. Setidaknya ini ia singgung pada awal 2017. Februari lalu, ia bahkan meneken surat bernomor 2588/IN/DPP/II/2017 yang berisi bantahan hubungan PDIP dan PKI.
Pada suratnya yang terdiri dari lima poin itu, Megawati menyebut PDIP sebagai partai nasionalis dan tidak terkait dengan ideologi komunisme.
"PDIP melaksanakan nilai ketuhanan, kemanusiaan, demokrasi dan keadilan sosial yang terkandung dalam Pancasila," tulis Megawati.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menuding pihak-pihak tertentu 'secara sengaja melekatkan PDIP dan PKI untuk menjegal partainya pada pilkada serentak'. Ia berkeras, isu tersebut harus berhenti bergulir agar partainya bertarung di pilkada. Sumber: BBC
Namun pengamat menilai Mega tak sepatutnya menjadikan partai yang dilarang sejak Peristiwa 1965 itu sebagai dalih kegagalan.
"PDIP hari-hari ini terkena imbas. Kami selalu dikatakan PKI. Saya bingung, namanya saja Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Kami kan punya (organisasi) Baitul Muslimin. Di situ banyak yang berlatar Nahdlatul Ulama (NU), yang selalu bersama kami," ujar Megawati, di Jakarta, Rabu (13/07).
Megawati mengeluhkan tudingan soal PKI itu saat berpidato di Halaqah Nasional Alim Ulama yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta. Forum itu digagas ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus Rais Aam NU.
"Saya mau ngomong, tapi nanti saya pasti di-bully. Presiden Jokowi juga dibilang begitu, keluarganya disebut dari PKI, padahal tidak mungkin bisa seperti itu," kata Megawati.
Ini bukan untuk pertama kalinya Megawati mengangkat tudingan yang mengaitkan PDIP dengan PKI. Setidaknya ini ia singgung pada awal 2017. Februari lalu, ia bahkan meneken surat bernomor 2588/IN/DPP/II/2017 yang berisi bantahan hubungan PDIP dan PKI.
Pada suratnya yang terdiri dari lima poin itu, Megawati menyebut PDIP sebagai partai nasionalis dan tidak terkait dengan ideologi komunisme.
"PDIP melaksanakan nilai ketuhanan, kemanusiaan, demokrasi dan keadilan sosial yang terkandung dalam Pancasila," tulis Megawati.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menuding pihak-pihak tertentu 'secara sengaja melekatkan PDIP dan PKI untuk menjegal partainya pada pilkada serentak'. Ia berkeras, isu tersebut harus berhenti bergulir agar partainya bertarung di pilkada. Sumber: BBC