
Oleh: Puspita Ningtiyas
(Mahasiswi STIS SBI Surabaya dan Aktivis Muslimah)
Hal ini membutuhkan segenap upaya dari berbagai pihak yang berkecimbung dalam dunia pendidikan, untuk memahamkan nilai-nilai Islam pada anak didik mereka secara menyeluruh dan sempurna, dari akar sampai daunnya. Supaya ini bisa terwujud maka negara harus mendukung penuh pelaksaan pendidikan berbasis aqidah Islam.
Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU), KH Said Aqil Sirodj, mendesak agar kurikulum agama dikaji lagi. Ia mengusulkan agar bab tentang sejarah yang dominan hanya menceritakan perang dikurangi porsinya.
"Yang diperhatikan adalah kurikulum pelajaran agama di sekolah. Saya melihat pelajaran agama di sekolah yang disampaikan sejarah perang, misalnya perang badar, perang uhud, pantesan radikal," katanya dalam acara konferensi wilayah PW NU Jatim di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Ahad (29/7). (Replubika.co.id)
Mengkaji ulang kebenaran agama berarti meragukan agama , menghilangkan sejarah Perang dalam Islam berarti menolak penerapan syariat perang. Setelah kriminalisai Ulama, kini kurikulum Islampun di kriminalisasi, menjadikan Islam sebagai kambing hitam atas setiap persoalan negeri ini adalah kesalahan besar.
Sudah saatnya umat peka terhadap tipudaya yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Faktanya saat jnj pemikiran dan syariat Islam senantisa di kriminalisasi, Islam terlihat jatuh pada titik yang sangat rendah.
Mulai dari syariah sampai ulama nya, apapun yang berkaitan dengan Islam harus tampak sebagai kriminal, begitulah mainstream yang ada. Sayangnya memang, Islam sedang tidak memiliki kekuasan yang mampu menjaga esensinya.
Jadilah setiap sendi kehidupan (yang berada dalam hegemoni kapitalis saat ini) , dengan lenggangnya terus menyudutkan Islam. Tidak sepenuhnya salah para penguasanya karena tidak ada sikap tanpa pemahaman yang selaras, tidak sepenuhnya salah sistem pemerintahannya karena memang tabiat sistem kapitalis adalah menjajah dan menciptakan ketimpangan.
Mari kita merenung dan menyalahkan diri kita yang belum berjuang, masih diam membisu walaupun mata telah nampak infiltrasi sekulerisme yang merusak Islam di atas muka bumi ini.
Sejarah dunia mencatat bahwa Islam adalah agama yang kuat dan memanusiakan manusia. Syariat perang dalam Islam untuk melaksanakan kewajiban dakwah dan jihad, bukan untuk menguasai sumber daya alam negara tetangga, bukan pula untuk menguasai pasar demi keuntungan industrial semata.
Islam mengajarkan syariat perang dengan mengharamkan tumpahnya darah perempuan, anak-anak serta orang –orang yang tidak bersalah. Bukan hanya manusia, hewan dan tumbuhan juga haram menjadi korban perang, fasilitas umum pun dijaga, walaupun perang sedang berkecamuk. Begitulah Islam mengatur perang sebagai pilihan terakhir ketika cahaya Islam ternyata terhalang oleh tentara musuh-musuh Islam-pada saat itu tidak ada pilihan lain selain jihad ( perang )..[MO/sr]
