Ekonomi Memburuk, Elektabilitas Jokowi Bisa Lampu Merah
Berita Islam 24H - Lembaga Survei Median kembali merilis hasil penelitian soal elektabilitas bakal calon presiden dan wakil presiden, enam bulan jelang pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum.
Survei yang diberi judul 'Lampu Kuning untuk Jokowi dan Pergerakan Suara Para Penantang' digelar untuk mengukur elektabilitas 33 tokoh versi Median yang ditanyakan kepada responden. Hasilnya diketahui Joko Widodo (Jokowi) sebagai petahana masih di urutan pertama, disusul oleh Prabowo Subianto.
Direktur Eksekutif Median Rico Marbun menjelaskan, elektabilitas Jokowi turun sebesar 1,2 persen dari survei sebelumnya pada Oktober 2017. Begitu juga elektabilitas Prabowo yang turun 2 persen, sedangkan urutan ketiga ada mantan Pangsilan TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang naik tiga tingkat dari survei Oktober.
Menurut Rico, pihaknya menyebut hasil penelitian menunjukkan lampu kuning untuk Jokowi yang ingin maju di periode kedua lantaran tren elektabilitas Jokowi turun sejak April yaitu 36,9 persen, Oktober 36,2 persen, dan Februari 35 persen.
"Kami mengambil tema lampu kuning untuk Jokowi itu karena elektabilitas Jokowi mengalami penurunan dalam survei kami," katanya dalam paparan survei di Cikini, Jakarta, Kamis (22/2).
Median juga menyimpulkan ada 65 persen publik yang belum mau memilih Jokowi. Angka itu diambil dari akumulasi elektabilitas kandidat lain.
"Apa konklusi dari angka tersebut. Kalau akhir-akhir ini banyak pengamat bicara cawapres, sebenarnya pertarungan untuk capres saja itu belum selesai," jelas Rico.
Bahkan, jika mazhab perbaikan ekonomi yang dilakukan pemerintah dengan membangun infrastruktur tidak terbukti maka bisa menjadi lampu merah bagi Jokowi di Pilpres 2019.
"Kalau di penghujung tahun ini tidak ada perubahan nasib ekonomi masyarakat, baik mikro maupun makro ini berbahaya bagi Jokowi. Dan bisa jadi lampu merah dalam pilpres nanti," demikian Rico.
Penelitian Median sendiri dilakukan pada 1-9 Februari 2018 terhadap 1000 responden dengan margin of error plus minus 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel wawancara dipilih secara acak dengan pengecekan ketat dilakukan terhadap 20 persen sampel yang ada. [b-islam24h.com / rmol]

