Hadi Sasongko (analis Political Grassroots)
Indonesia hari ini digemparkan berbagai indikasi kecurangan sistematis dan brutal pada penyelenggaraan Pilpres 2019. Data telah terungkap, banyak beredar viral secara gamblang di medsos.
Jika, dan jika kecurangan ini dilakukan oleh kubu petahana, berarti ini mengonfirmasi bahwa rezim demokrasi Pancasila sesuai klaim mereka semakin jauh dari realisasi politik "demi kepentingan rakyat."
Masyarakat di dunia muslim semakin cerdas, mereka melihat fenomena politik gila, dimana para pemilik modal yang akhirnya secara efektif memiliki akses dan kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah. Tak heran bila kemudian kebijakan yang diambil oleh pemerintah lebih cenderung menguntungkan para pemilik modal atau kelompok kaya yang tidak lain adalah mereka yang telah mendukung rezim naik ke tampuk kekuasaan sehingga yang kaya semakin kaya, sedangkan yang miskin makin tersisihkan.
Hari dunia muslim identik dengan kesengsaraan, dan sebenarnya penyebab kesengsaraan bagi negeri-negeri muslim adalah sistem saat ini di mana Amerika dan negara-negara kapitalis raksasa terus menjajah dan menjarah kekayaan alam kita. Jika sistem itu tidak dicabut dari akarnya, rakyat akan terus menderita di bawah kebijakan kolonial Asing yang dilaksanakan oleh loyalisnya baik mereka itu adalah kalangan orang Islam atau liberal.
Adalah hal menggembirakan, saat dunia muslim mulai beranjak bangkit. Umat mencari alternatif. satu-satunya alternatif atas sistem yang rusak ini adalah Syariah Islam, dan bukan demokrasi liberal Barat seperti yang dianjurkan oleh kaum liberal yang berpikiran sempit. Bersama dengan kapitalisme, Demokrasi Barat sedang sekarat dan bahkan orang-orang di Barat dengan bersemangat mencari sistem alternatif. Mereka ingin Syariah Islam. Namun untuk keberhasilan penerapan Syariah Islam, tindakan harus dilaksanakan secara keseluruhan dan bukan sepotong demi sepotong.
Yang jelas, ada pelajaran penting bagi Indonesia yang dapat diambil dari pemerintahan hari ini. Masyarakat luas yang digerakkan tokoh-tokoh mereka, ingin mengakhiri diktatorisme yang brutal untuk digantikan oleh seseorang figur pemimpin yang terang-terangan mengungkapkan keyakinan dan komitmennya kepada Islam dan negaranya.[]
from Pojok Aktivis